Kota Mekah mencekam, embargo sosial ekonomi yang dilancarkan
kabilah-kabilah quraiys terhadap kabilah bani Hasyim dan bani Mutholib telah
mencapai stadium akhir, situasi sosial ekonomi bani hasyim dan bani Muthalib
saat itu telah menduduki posisi Darurat, bagaimana tidak embargo sosial ekonomi
yang dilancarkan kabilah-kabilah Qurays telah melanda kabilah bani Hasyim dan
bani Mutholib selama hampir tiga tahun lamanya, tak ada makanan yang boleh
dijual kepada kedua kabilah tersebut, tak ada minuman, tak ada pakaian, tak ada
susu dan tak ada satu kabilahpun yang boleh berinteraksi dan mendekati kedua
kabilah tersebut.
Embargo sosial ekonomi ini adalah akibat dari pembelaan bani Hasyim dan
bani Mutholib terhadap anak saudara mereka Muhammad ibnu Abdullah yang membawa
Agama Islam, beserta aturan dan ketentuannya, kesemuanya itu tidak disukai oleh
sebahagian besar kafir qurays, mereka beranggapan bahwa agama ini hanyalah
agama yang akan merusak tatanan sosial mereka, agama ini hanyalah agama yang
akan menjadikan mereka miskin, kehilangan jabatan dan kedudukan, untuk itulah
para kafir qurays berusaha sekuat mungkin untuk menghalangi Muhammad dan
sahabat-sahabatnya dalam menyebarkan agama ini, termasuk bahagian dari usaha
tersebut adalah embargo sosial ekonomi yang mereka lancarkan selama kurang
lebih tiga tahun.
Hasilnya...? cukup efektif untuk membuat Muhammad dan Sahabatnya kelaparan
hingga beliau dan para sahabatnya memakan dedaunan dan rumput, memakan kulit
unta yang sudah kering dengan cara merebusnya. Namun usaha ini sama sekali
tidak efektif untuk membuat Muhammad Rasulullah dan para sahabatnya bergeser
dari aturan dan ketentuan Allah apalagi bergeser untuk meninggalkan agamaNya.
Ekonomi Amerika Serikat goncang, pengaruhnya berimbas ke hampir seluruh
negara di Dunia termasuk Indonesia, Bayangan Krisis Moneter jilid 2 pun
menambah ketakutan pengelola Negara ini, Pada penutupan jual beli mata uang
tadi malam harga rupiah terhadap dolar Amerika ditutup dengan angka
Rp.9860/dolar amerika, banyak investor menjerit dan menarik sahamnya, banyak
pengusaha putus asa dan menutup usahanya, pedagang asongan hingga pedagang
kelas grosir pun merasakan dampak krisis global yang saat ini sedang melanda
dunia. Amerika ambruk dengan segala konsep ekonominya, eropa meradang tak sanggup
menanggulangi hantaman gejolak krisis yang menurut para pakar jauh lebih hebat
daripada gejolak ekonomi Amerika-Eropa tahun 1930 yang terkenal dengan
sebutan Great Depression.
Perusahaan Nasional dan Multi nasional banyak yang tidak mampu melanjutkan
usahanya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pun meradang hingga muncul istilah Buy
Back, yaitu Badan Usaha Milik Negara yang selama ini sebahagian sahamnya
dimiliki oleh swasta dibeli kembali oleh negara dengan menyediakan anggaran 10
Trilliun untuk pembelian kembali saham BUMN tersebut.
Di Amerika sebagai pusat sentra Ekonomi dunia mengharuskan pemerintahnya
untuk mengucurkan dana senilai 700 miliar dolar AS atau setara dengan 7000
triliun rupiah jika dikonversikan dengan mata uang rupiah kita hanya untuk
menyelamatkan pasar keuangan AS yang belum dapat dipastikan kepulihannya, di
Jerman pemerintahnya buru-buru membuat kebijakan menjamin tabungan warganya
dengan nilai 782 miliar dolar AS yang diikuti oleh pemerintah Indonesia yang
menjamin keberadaan Simpanan di bank hingga nilai simpanan Rp.1 miliar, hal ini
dimaksudkan agar tidak terjadi penarikan uang dari Bank secara besar-besaran
yang dampaknya akan mengganggu stabilitas pasar uang dan perekonomian.
Seorang ahli hikmah bernama Luqmanul Hakim, yang namanya tercantum didalam
Al-Qur-an, memberikan 6 nasehat kepada anaknya
- Jangan Sekutukan Allah
- Berbakti kepada kedua Orang tua
- Mendirikan Sholat
- Amar Ma’ruf & Nahi Mungkar
- Jangan berjalan diatas bumi dengan sombong
- Sederhana dalam melangkah dan merendah dalam berbicara
Nasehat yang tertulis lengkap dalam Surah Luqman ayat 12 s/d 19 ditegaskan
Allah sebagai aturan dan panduan hidup bukan hanya bagi Luqman dan anaknya
secara pribadi namun lebih mengarah bagi seluruh ummat manusia.
Pertanyaan yang muncul adalah :
Mengapa
lahir banyak pakar ekonomi namun indikasi perekonomian dunia tidak semakin
membaik.?, masih begitu banyak negara-negara yang penduduknya hanya memiliki
penghasilan perkapita tak lebih dari 100 dolar yang apabila dikonversikan
kedalam nilai rupiah hanya berkisar 950 ribu.
Jawabannya
adalah : Kita tidak lagi mengikuti ketentuan Allah sebagai konseptor dan
pencipta tunggal Alam ini, kita tidak
lagi melibatkan Allah dan aturan-aturanNya dalam setiap keputusan dan ketentuan
yang kita buat, kita beranggapan Amerika dan Eropa adalah satu-satunya kiblat
perekonomian kita, hingga secara reaktif dan pemahaman buta kita adopsi seluruh
sistem perekonomian Kapitalis Amerika dan Eropa, Sistem yang menjadikan pasar
sebagai pengatur ekonomi dan bukan Negara, kita ikuti prinsip dasar ekonomi :
“Dengan modal sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya”, sehingga yang terjadi adalah monopoli pasar, hanya pemilik
modal besar sajalah yang bisa memiliki usaha, Usaha-usaha kecil sulit mendapat
kucuran modal padahal memiliki potensi besar, Usaha-usaha besar diberikan
kucuran modal berlimpah padahal rentan mengalami kredit macat alias tidak bisa
bayar hutang, kita ikuti aturan
permainan jual beli dan transaksi berbasis riba ala mereka, kita kesampingkan
hukum dan aturan ekonomi dan jual beli ala islam, kita abaikan moralitas dan
etika dalam pengelolaan dan pengembangan ekonomi, padahal Allah Swt berfirman :
Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik
daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin (Q.S.Al-Maidah : 50)
Allah SWT
telah melarang dan mengingatkan kita untuk tidak berhukum kepada selain hukum
Allah, tidak mencari hukum selain hukum yang telah ditetpkan Allah dan tidak
menjadikan orang-orang yang tidak beriman kepada Allah sebagai contoh, sebagai
panutan apalagi mengikuti sistem dan aturan yang mereka buat, Dalam ayat
selanjutnya Allah berfirman
Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan
Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi
pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
(Q.S.Al-Maidah : 51)
Sistem Perekonomian Kapitalis dan transaksi jual beli dengan sistem riba
bukan saja warisan kesalahan sistem Ekonomi Adam smith, walau kebanyakan buku
tentang Ekonomi Kapitalis dan transaksi jual beli ditulis oleh Adam Smith,
Ekonomi Kapitalis telah ada sejak jaman Nabi Musa, bahkan pelaku utama nya
adalah sepupu Nabi Musa yang bernama Qarun, Qorun adalah konglomerat kaya,
pengusaha besar yang menjalankan prinsip perkonomian berdasarkan pada
keserakahan, pengerukan keuntungan semata, menguasai kekayaan dengan berbagai
cara : Riba, Ghurur, Maysir dan mengesampingkan moralitas dan etika.
Jumlah kekayaan Qarun saat itu jauh melampaui orang-orang disekelilingnya,
hingga kunci gudang kekayaannya harus diangkat oleh orang-orang yang memiliki
kekuatan fisik yang luar biasa, Qorun adalah orang tekaya dijamannya yang tiada
halang tandingnya, ia menganggap apa yang didapatnya adalah hasil jerih
payahnya, pola pikir ini menyeretnya semakin jauh dari ajaran agama, agama ia
anggap tidak memiliki Korelasi (hubungan) sama sekali dengan ekonomi, ironisnya
kekayaan dan kemewahan yang diraih Qorun mendapat apresiasi dan perhatian dari
masyrakat sekelilingnya, orang-orang disekelilingnya beranggapan kekayaan dan
kemewahan tersebut adalah titik tolak keberhasilan, semua orang menginginkan
menjadi seperti Qorun, hingga mereka meniru langkah dan cara Qorun dalam
mendapatkan harta dan kekayaan, hasilnya Sistem, aturan dan Sekularisme Qorun
menjadi Variabel (bukti) kemajuan ekonomi.
Tapi Qorun tetaplah Qorun, seorang Manusia tamak dan serakah, Seorang
contoh manusia yang tidak lagi melibatkan Allah dalam setiap kehidupannya,
Contoh manusia yang coba membuat sistem, aturan dan ketentuan sendiri tanpa
mengindahkan hukum dan ketentuan Allah, akhirnya Allah benamkan Qorun beserta
hartanya kedalam perut bumi tanpa ada yang bisa menolongnya.
Banyak contoh dan cerita mengenai kegagalan manusia dalam menjalankan
sistem dan aturan yang jauh dari sistem dan aturan Allah, Yunani sistem liberal
dalam kehidupannya menghempaskan Negara berperadaban maju pertama didunia
tersebut kelevel terbawah, Romawi, imperium besar yang pernah menguasai 1/3
dunia ini, akibat keangkuhan dan kesombongannya terhadap pemeluk agama Allah,
hancur dan binasa, Persia negara besar yang akhirnya kandas karena sistem
kenegaraannya tidak mengindahkan moral dan etika, juga Uni Sovyet negeri
adidaya yang merupakan rival Amerika itu harus runtuh dan berevolusi menjadi
negeri-negeri kecil akibat sistem perekonomian sosialis dan komunis yang
dianutnya jauh dari hukum dan aturan Allah.
Saat ini Amerika dan Eropa sudah mulai diingatkan akan sistem dan aturan
menentang Allah yang mereka jalankan, akankah kedua Imperium besar yang mampu
menentukan dan mengatur kebijakan ekonomi dunia menjadi contoh berikutnya?
Akankah kita akan terus menerus mengikuti aturan dan sistem yang mereka
jalankan, padahal telah terbukti sistem kapitalis berbasis maysir, ghurur dan
riba tersebut tidak mampu menjadi sistem ekonomi yang kuat dan terbukti tidak
mampu mensejahterkan penduduk dunia, tidakkah kita berfikir untuk beralih
mengikuti sistem ekonomi Rasulullah yang terbukti mampu mensejahterkan penduduk
Madinah, mensejahterekah Masyarakat dibawah Naungan Bani Ummayyah dan
Abbasiyah?.
Diakhir tulisan yang singkat ini penulis ingin menegaskan bahwasanya tidak
ada yang mampu bertahan dimuka bumi ini tanpa mengikuti aturan dan ketentuan
yang telah ditetapkan Allah dan Rasulnya, walau embargo dan krisis
ekonomi-sosial dalam cerita diatas menerpa Rasulullah dan para sahabatnya namun
karena Rasulullah dan para sahabatnya mengikuti aturan dan ketentuan Allah
tidak menyebabkan kemunduran islam bahkan efeknya adalah kebangkitan islam yang
signifikan hingga bertahan sampai sekarang.
Semoga Allah memberi petunjuk kepada kita amin :
barangsiapa
tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, Maka mereka itu
adalah orang-orang yang fasik (Q.S.Al-Maidah : 47)