Kumpulan Puisi Ini Ditulis Oleh Wahyudi, M.Pd.I
Selama Perjalanan Mencari Jati Diri
Disinilah Aku Beralabuh Untuk Selanjutnya Berlayar Kembali
Mencari Keridhaan Ilahi, Meniti Jembatan Dakwah yang Pernah Terputus
Namun Semangat dan Harapan Tidak Boleh Putus.
TATAP
Raut wajahmu tampak lelah
Beban tertumpuk tiada terasa
Telah beratus bahkan beribu peristiwa telah terlewati
Namun kepercayaan telah pudar
Rasa kasih itu telah hilang
Mengapa itu kau lakukan …?
Apa dosaku….?
Apa dosa ibu yang telah melahirkanmu…?
Tatap..
Tataplah mata air yang mengalir
Jangan simpan kebohongan itu
Tatap….
Tataplah mata hatimu
Sungguh Allah mah tahu
Youdi’ 1999
MASIH LAYAKKAH …?
Resah bukan jiwamu
Malu bukanlah sifatmu
Masih layakkah engkau berucap..?
Bicara, menutupi keresahanmu
Membantah, coba menentang kudratmu
Ketawa, mematikan perasaanmu
Masih layakkah engkau berucap..?
Sepanjang jalan pikiran yang tersirat perasaan
Ingin memiliki, ingin mempunyai, ingin merasakan
Tanpa pernah ingin mengerti pahitnya sebuah perjuangan
Masih layakkah engkau berucap…?
Nurani mati seribu kecewa
Pikiran kacau tanpa arah
Kepercayaan punah sudah
Tak ada tali penyambung
Ucapkan maaf,
Panjatkan ampun
Mohonkan taubat
Engkau masih layak berucap…
Youdi’1999
SERAHMU HAJATKU
Seribu tangan mencengkram bahu
Mengancam, menghardik, memaksa
Apa peduliku…?
Pedulimu….?
Engkau tak pernah peduli akan orang lain
Engkau bersenang-senang
Diatas derita orang lain
Bukan hanya sekali tapi berulang
Kali engkau lakukan
Bosan…..
Bosankah engkau wahai gagak hitam berurat nadi..?
Kambing tak pernah menjadi tuan
Bagi serigala pemangsa
Akal busuk, hajat buruk
Aturan terkutuk bagi manusia
SDM itu penting
Namun tidak dibentuk dengan paksaan
Youdi’1999
H A M P A
Jiwa terlerung jauh nun dibilik
Kehidupan nan jauh
Tatap terpuruk melewati celah-celah
Bak lentera bercahaya
Pikiran melambai bertepi angan
Berderai tak tahu makna
Hampa rasa berdua cita bertiga rasa
Bagimu kehidupan bukan apa dan bagaimana
Masa muda tersia-sia begitu saja
Hendak kemana engkau wahai peluh
Berilir semata…?
Sekejap, terasa lama tak bersua
For my lost
P A T I
Penaku berjalan terseok, langkah terhenti
Berdiplomasi diatas kertas nan bersih
Seakan mengerti akan perasaan hati
Yang teriris sembilu
Tanpa patetis merusak moralita
Anak bangsa tanpa terasa
Hendak kemana kami kau bawa
Dan berjuta-juta jiwa yang hampir binasa?
Kau bukan bagian dari kami….
Dan kami..yang tak pernah menyadari akan bagaimanakah
Masa depan kami..
Pati, ya kata yang bersinonim binasa
Tak pernah mengenal rasa cinta
Pati, jauhi narkoba perusak para pemuda
17 Agustus 2000
Kita belum Merdeka Hakekat
Perjuangan masih panjang, mari kita tumpas
Korupsi, Narkoba dan rasa malas pada diri kita
WAHANA DALAM BAYANGAN JIWA
Ya Allah jadikanlah mimpiku yang baik sebagai kenyataan
Ya Allah jadikanlah mimpiku yang buruk sebagai peringatan
Ya Allah jadikanlah kesusahanku sebagai cobaan
Ya Allah jadikanlah rizkiMu sebagai jalan menuju keridhoan
Ya Allah jadikanlah keinginanku sebagai harapan
Ya Allah jadikanlah harapanku sebagai permohonan
Ya Allah jadikanlah permohonanku sebagai Do’a
Dan Do’a adalah senjata bagi setiap Muslim
September 2000
TANGIS
Ratap mata nanar tak bermakna
Entah haru, entahpun duka, senang gembira bercampur asa.
Dengarlah wahai angin …..
Beribu ratapan rintih dan tangis buih-buih kehilangan air
Pohon-pohon tua tegak berdiri tanpa pelindung
Daun-daun gugur berserakan terhempas oleh kuasanya tangan-tangan serdadu rimba di kota
Serigala pemangsapun tak sebegitu kejinya.
Pernah sebuah berita menyapa tentang kabar sara
Anak pingitan diasuh dan dibesarkan oleh rasa keibuan dan toleransi persatuan
Diberi air susu hasil perasan kerelaan dan solidaritas kemanusiaan
Beribu kata “Ukhwah” pernah kau katakan
Tapi makian dan cercaan pun tak pernah terlupakan.
Kini kami tahu engkau telah dewasa
Besar kata, besar rasa yang tak berjiwa
Kau menjadi boomerang bagi hak-hak kami
Kau injak-injak segala asasi tanpa rasa bermanusiawi
Kau rusak kepercayaan dan toleransi yang pernah kami beri
Kaulah pemusnah berjuta-juta anak negeri
Apa….kata apa yang mesti engkau ucapkan
Alasan….alasan apa lagi yang akan kau lontarkan
Provokator? Aktor intelektual? Siapa mereka?
Bukan, bukan mereka tapi hanya ada satu saja
Kau, kau tak pernah rela kami beragama
Dihamparan meja Kerja, Safullah 12 September 1999
For All my Islamic Brother in Maluku
Islam is will never die, Allah bless you.
KHOSA
Kain putih itu mengingatkan akan kerudung yang pernah engkau pakai
Bersih, putih selaras dengan jiwa yang tak tergantikan oleh nilai berharta
Tak pernah kau bersedih, mengeluhpun jarang.
Menengis, apalagi yang akan ku ucapkan , itu mungkin hal yang kau nafikan
Tatkala cahaya lampu itu menimpa parasmu
Langitpun seakan tak kuasa melihatmu
Senyum bukan hal yang diharamkan
Berbuat baik itulah amalan
Pernah aku berharap bayangan itu berbias ke arahku
Tapi cahaya lampu itu tak menyisakannya untukku
Mereka rampas segalanya, mereka ambil semuanya.
Kau pernah cerita, dan kau katakan apa saja
Kritikan , evaluasi senang ku dengarkan
Kemarahan , kesedihan, selalu kau simpan
Sabarkah hal yang mengusikmu itu?..
Kini terkata hampa bukan semua
Terkata sedih bilakah waktunya
Kenangan itu akan kuingat, kubawa, kukenang
Kain putih itu, ingatkan satu kenangan
Kebersamaan, keakraban yang pernah kita rajut diatas kain sulam kerinduan
Sejalan lurus seiring ucapan dan perbuatan
Kain putih itu punya banyak kenangan
Ba’da Isya menjelang waktu tidur, Saifullah, Januari 2000
Good Bye my little sister, May Allah bless you in your happiness
And your calmness, met me in here after with our beliefe and our
Good interaction.
DO’A MUNAJAT
Ya Allah …………..
Engkaulah Tuhan yang Maha Esa yang Satu dan bukan dua
Engkulah Pemilik segala Maha dan alam semesta beserta isinya
Engkau berkuasa atas segala keinginan dan do’a anak manusia
Ya Allah ………….
Engkau Maha tahu segala yang tampak dan tersembunyi pada diri kami, maka terimalah permohonan maaf kami.
Engkau Maha tahu atas segala kebutuhan kami, maka berikanlah apa yang kami pinta
Engkau Maha tahu apa yang tersirat dalam diri kami, maka ampunkanlah dosa kami
Ya Allah ………….
Dosa, kesalahan, kemaksiatan sering sudah kami lakukan
Lupa, kelalaian, kekhilafan sering kami laksanakan
Perntahmu, anjuranmu, peringatan Nabi MU sering kami abaikan
Larangmu, permisalan-permisalanmu begitu pernah kami lakukan
Ya Allah ……
Puisi ini tidak dapat dilanjutkan karena ada tugas mendadak yang diberikan pimpinan, kalau tidak salah ada pelatihan Manajemen dimedan.
Saifullah, Maret 2000
SARA, SIMANJA YANG DURHAKA
Negeri loh jenawi…hamparan tanah penuh rizki
Berpadu tanah dan batuan menjadi hutan
Aliran air turut menyuburkan
Tawa riang pepohonan bersahut-sahutan
Inilah negeri kami, bumi pertiwi yang kami tempati
Banyak orang iri terhadap hasil bumi kami
Hingga dengan segala kerakusan dan ketamakan mereka datang
Kolonialisme, imperialisme, misi zending dan berbagai kedok buatan manusia yang bermisi penjajahan
Mereka tiupkan angin segar bantuan moral, dan pengetahuan
Mereka janjikan kemajuan bagi negara ini
Mereka ucapkan kata-kata yang menina bobokkan rakyat kami
“Jangan khawatir tuan-tuan, kita adalah saudara, negeri ini adalah negeri kita, mari kita jaga dan kita manfaatkan hasilnya”
Pengerukan hasil bumi, pengurasan sumber daya alam
Nak negeri yang bekerja rodi,
Rakyat-rakyat tak berdosa yang meti dengan cara keji dan terhina
Inikah yang disebut membela….?
Inikah yang engkau sebut dengan hak asasi manusia?
Itu cerita 1 abad yang silam
Cerita dimana kita masih terlalu bodoh untuk menentang suatu pendirian
Dimana kita masih terlalu lemah untuk berjuang
Dimana banyak diantara kita yang belum mengerti arti sebuah penjajahan
Tapi kini, kini kita tahu
Kini kita telah mengerti semuanya
Tapi kini kita …kita pun tahu
Kita hampir kehilangan segalanya
Dari rahim seorang Ibu pertiwi yang bernama Indonesia
Telah lahir seorang anak bernama sara
Dia dibesarkan dan diasuh oleh para pejabat dan penguasa
Beragam gizi dan vitamin doktrin telah menumbuh suburkannya
Kini sang anak telah dewasa
Dia bukan saja sudah pandai bicara tapi…..
Tapi apa wahai begawan tak bernama?
Apakah anak sudah mulai menyusahkan anda?
Belum, saat itu belum
Tapi kini ketika keamanan negeri membutuhkannya dia malah membuat huru-hara
Ketika perekonomian negeri butuh tenaganya, membutuh partisipasinya dia rusak segalanya.
Bahkan sekarang dialah musuh utama kita.
Lihatlah tindak tanduknya
Kerusuhan massal, pertengkaran antar kampung
Peledakan diberbagai tempat hiburan hingga
Peristiwa yang layak untuk kita kenang
Ya.. ratusan ummat Islam mati terpanggang dalam satu lobang
Puluhan anak-anak kecil tak berdosa pergi meregang nyawa
Kaum wanita, orang-orang tua yang diperkosa dan diperlakukan dengan hina
Ya… inilah ulah sara
Kini telah berpuluh, ratus, beribu ..bahkan …
Berjuta-juta manusa terkapar tanpa dosa
Apakah kita akan terus berdiam, mematung dan hanya berharap mu’jizat Tuhan?
Saifullah, Februari 2000
Buat seluruh alam semesta dan yang berada didalamnya
Kedamaian hanya milik Allah, dan Allah meletakkan kedamaian dalam Islam
Allahu akbar…Allahu akbar….Allahu akbar…!!!
CUKUP
Satu kata terucap…
Seribu makna tersirat … cukup
Dalih beribu alasan, fakta diputar balikkan …cukup
Tirani berkedok demokrasi, kejahatan ulah para setan …cukup
Kemanakah akan kau bawa negeri ini wahai manusia berhati singa?
Terbujur kaku berserak bersimbah darah.
Tulang belulang luluh lantak tak bertuan
Bau anyir, beraroma menyebar tertiup angin
Adakah sisa negeri tanpa tirani
Toto tentrem loh jenawi
Negeri subur indah terhampar
Ilusi atau hanya mimpi
Mengapa rakyat tak pernah turut menikmati
Slogan tertulis, motto berbaris
Wacana menggambarkan keindahan
Surat kabar pencipta ketentraman
Ucapan para pembesar janjikan kedamaian
Negeri mana yang seperti negeriku
Kompromi berulang kali
Kesepakatn sering diingkari
Kesabaran punya limitasi
Tak bolehkah kami mempunyai harga diri?
Cukup…seribu kata tak berguna
Anjungan kehormatan membawa bencana
Cukup…satu kata terucap .. seribu makna tersirat.
Hujan rintik-rintik di penghujung Maret 2000
Setiap manusia memiliki kehormatan dan harga diri
Jaga dan hargai kehormatan orang lain
Maka kamu telah menjaga kehormatan dan harga diri kamu sendiri
HANYA SATU KATA
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Negeri jamrud khatulistiwa begitu orang menyapanya
Neger subur dan makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun gahafur
Melimpah hasil hutannya , berbagai jenis faunanya.
Ya kami kaya………sebenarnya
Ya kami makmur…..seharusnya
Ya kami bahagia……itu katanya
Aku punya sebuah negeri …. Indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Tapi harapan bukanlah kenyataan
Kenangan tak mudah untuk dilupakan
Kini aku dan berpuluh …beratus…beribu…bahkan berjuta-juta aku terkapar berserakan
Berjuta-juta aku kini tak lagi bisa meminta pertolongan
Ulur-ulurkanlah kasih sayangmu wahai saudara
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Kini kami baru sadar..kini kami mulai mengerti
Toleransi, demokrasi, persamaan hak hanyalah sebuah selogan
Persatuan, persaudaraan, hanyalah ucapan hampa
Begitu mudahkan suatu kerukunan itu sirna?
Begitu mudahkah kita mengucapkan sebuah kata?
Hanya satu kata….
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Seiring sejalan dalam bermasyarakat kami dapat terima
Rasul pun pernah bersabda “ Siapa yang menyakiti para Dzimmi maka maka dia telah menyakitiku, dan siapa yang menyakitiku maka ia telah menyakiti Allah”
Dan apakah dosa bagi orang yang menyakiti Tuhannya
Puluhan kali kami disakiti, dicaci dan dihina…
Kami masih terima
Tapi itu dulu… ya dulu
Dulu ketika kami masih terlalu lugu
Ketika kami masih membayi ilmu
Dan sekarang…kami kami telah dewasa
Kita sudah bisa membuka mata dan bicara…lihatlah…
Apakah kita rela melihat ummat kita binasa?
Apakah kita rela agama kita dihina?
Pernahkan kita mendengar berita tentang wnita-wanita muslimah yang mati diperkosa?
Anak –anak kecil yang tegeletak tak bernyawa menahan siksa?
Orang-orang tua yang merintih, menangis dan tak bisa berbuat apa-apa
Hanya satu kata…
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Renungkanlah…renungkanlah wahai saudaraku seiman
Mari….marilah kita tatap masa depan
Jangan..jangan percaya omongan orang
Suku bisa berbeda….bahasa dan kulit boleh beraneka warna
Tapi hanya satu kata…
Agama tak boleh berbeda.
Saifullah , April 2000
Semangat Jihad Hanya milik Ummat ini, ini Ummat terbaik
Menyeru bukan memaksa, mengajak bukan mengejek kepada kebenaran
Mencegah bukan merengkuh, melarang bukan mengerjakan kepada kemunkaran
LANGKAH DALAM CERITA
Kulangkahkan kakiku menuju satu cerita
Cerita dulu ketika kita masih bersama
Bersamamu dulu aku pernah berkata
Perkataan itu hanyalah sebuah cerita
Cerita bersenada gurauan dan canda
Bercanda benarkah menghilangkan duka?
Duka yang tergores dulu kini mulai sirna
Sirna brsama cahaya cita dan rasa
Rasanya kejadian itu belumlah lama
Lama itu relatif tergantung keadaannya
Keadaanku kini yang sedang bergembira
Bergembira bersuka ria bersama-sama
Kebersamaan kita dulu mungkin hanya cerita
Cerita lama yang kini mulai ku baca
Membaca adalah rutinitas yang tak terlupa
Lupakanlah kenangan pahit ketika kita bersama
Bersamamu dulu aku selalu bahagia
Kebahagiaan yang melupakan segalanya
Segalanya seakan baik tanpa cela
Cela bukan kesalahan dari dirimu saja
Engkau saja yang mungkin ada
Ada dalam angan, pikiran dan perasaan
Perasaan yang mungkin terlalu dalam
Dalam keheningan malam kaulah yang selalu kupikirkan
Pikiran itu tak akan kularut-larutkan
Larut disapu bermacam-macam kegiatan
Kegiatan yang dapat menghapus kenangan
Kenangan manis tak mudah dilupakan
Kulangkahkan kaki…menuju satu cerita
Cerita dulu…ketika kita masih bersama..
Saifullah, Juli 2000
Siapa yang menginginkan ketinggian Derajat
Maka hendaklah ia bangun dimalam hari (Sholat malam dan belajar)
DO’A NABI ADAM
Rabbana Zolamna anfusana faillam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khasirin
Ya Tuhanku , Tuhan kami, Tuhan pemilik semesta alam
Aku adalah hambaMu yang lemah, hambaMu yang senantiasa berbuat salah
hambaMu yang tak pandai bersyukur, hambaMu yang kufur akan ni’mat dan karunia yang telah Engkau berikan kepadaku
ya Tuhanku, engkau pemilik zat Maha dalam asmaul husna
Engkaulah maha pengampun dosa-dosaku, pengampun dosa-dosa anak keturunanku
Engkau pula pengampun segala dosa para makhluk dan ciptaan
Maka hari ini aku memohon kepadaMu agar Engkau berkenan mengampuni segala dosa-dosaku.
Ya Tuhanku…Engkaulah maha penyayang, engkau telah sayangi makhluk-makhlukmu
Maka sayangilah aku hari ini.
Bahwa hari ini aku sadar akan kekhilafan, kesalahan dan dosa yang pernah aku lakukan
Larangan, pantangan, yang pernah aku langgar
peringatanMU yang aku abaikan
Kini aku bermunajat kepada Mu dengan segala kerendahan hati dan ketulusan jiwa ini.
Ya Tuhanku…Tuhan kami , Tuhan pemilik alam semesta ini
Sesungguhnya kami, kami hambaMu yang lemah ini telah berbuat dholim terhadap diri kami sendiri
Maka jika hari ini Engkau tidak berkenan mengampuni dan menyayangi kami
Maka niscaya kami termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi
Saifullah, 10 Agustus 2000
Saat hati terasa gelap, dan cuaca pekat tanpa sinar lampu
Yang gemerlap. Bias.
HENING
Malam itu……hening
Tak satu pun ada kata……hening
Tiada seliris suara………hening
Hanya angin yang bergema memanggil…….hening
Hening…….burung hitam melayang layang
Hening…….melengking, menjerit , berteriak
Hening…….kilauan cahaya lentera mata
Hening…….suara itupun kembali lenyap
Lengkingan itu hilang …….hening
Hanya bayang-bayang…….hening
Kerakusan yang terpampang ……hening
Pencaharian yang tak pandang haram…..hening
Hening …….tepat pukul dua malam
Hening…….berdenting dua kali
Hening……tanda akan tiba waktu pagi
Hening……jangan bangun tanpa bersuci
Dikeheningan malam bangunlah
Sapu wajah, tangan kepala dan kaki lakukanlah
Berdiri takbir tunaikanlah
Heningnya malam do’a didengar
Berdiri menghadap penu ketenangan
Rabbi ‘Izzati yang Maha Penyayang
Hening ……jangan abaikan
Hening ……tafakkur dari kesalahan
Hening……taubat dikabulkan
Hening……menghadap Tuhan
Saifullah, Oktober 2000
Tengah malam, disaat malam tak berbintang
Saat jam dinidng pukul 2 berdentang
ANDAI
Tak banyak kata yang terucap.
Perasaan sulit untuk diungkap
Andai cinta berbentuk materi, berwujud dan dapat disentuh
Dilihat dan dirasakan,
Mungkin dunia ini pun tak cukup menampungnya
Andai cinta berbentuk materi yang terasa
Mungkin tak seorangpun didunia ini yang berdusta
Andai cinta berbentuk materi yang terasa
Mungkin semua orang akan bahagia
Tapi ternyata tidak begitu
Cinta itu bukanlah sebongkah batu ,
Bukan pula terbuat ari kayu
Juga bukan dari besi apalagi kaca.
Cinta itu adalah wujud dari rasa, cita dan karsa
Yang bersatu, bercampur, membaur menjadi satu.
Cinta hanya ada di dalam relung jiwa kita
Hati, jiwa luasnya tak terkira
Mari kita satukan antara cinta , etika dan logika
Agar kebersamaan, kesatuan, moral dan tingkah laku kita
Dan keindahan bercinta dapat kita gapa
Cinta adalah fitrah tapi tidak sama dengan nafsu
Cinta adalah karunia tapi bukan fikiran kotor dan perbuatan nista
Bercinta bukanlah dosa
Selama masih diatas rel dan garis ketentuan ALLAH SWT
Saifullah, Jelang hari Pahlawan 10 November 2000
Berjuang dalam cinta, jangan nodai cinta dengan
Melakukan zina, mata, tangan dan telinga
Tangan, kaki. Bibir, mulut hingga hati yang berdenyutpun bisa berzina.
MAAF
Bila kata mulai terucap
Senandung seirama nyanyian beta
Bergetar, banjir selurung jiwa
Seakan tumpah ruah segala susah yang ada
Kami bukan dewa….kami hanya sebongkah tanah
Yang lahir dari rahim seorang wanita
Kami tau akan keguguan dan kesalahan
Kekhilafan, bahkan dosa
Siapakah yang sudi datang hari ini kepada kami
Bercerita, mengadu, mengkritik, membacakan daftar dosa-dosa kami
Agar kami tak lagi dituntut dihari yang akan datang kelak
Itu seorang anak lagi asyik bersapa
Tak hanya sepasang mata yang melirik dengan berbagai macam pikiran
Tak hanya satu hati yang bergetar untuk merasakan
Tak hanya satu bibir yang tergerak untuk mengucapkan
Alangkah hinanya kita hanya berdinding cerita
Tak mengenal fakta atau kisah yang nyata
Pernahkah kita tahu betapa pahitnya air liur burung-burung
Yang selalu berkicau tak karuan tak menentu
Apa dosa kami……….katakan
Apa salah kami………ucapkan
Kami siap, kami rela, kami ikhlas mendengar segala tuntutan, segala keritikan
Tapi kami mohon, berikanlah kami satu maaf
Saat kesal melanda, sedih melilit asa
Saifullah, duduk diatas batu dipinggir sungai biru
November 2000
Jangan diamkan aku…..
TAPA SERIBU MAKNA
Tatkala duniawi dijunjung tinggi
Tatkala kebohongan dihargai
Tatkala kemunafikan menjadi berarti
Kebenaran, etika, logika dan estetika menjadi hampa
Siapakah yang engkau junjung tinggi waha fir’aunisme
Apakah yang engkau hargai wahai qorunisme
Artikanlah segala obsesi dalam jiwamu
Hypokratif, skeptis, dan apriori terhadap suatu kebenaran
Tapa seribu makna..
Tatkala kami diam, tatkala kami menyendiri
Engkau tak akan pernah tau iei hati nurni
Engkau tak akan pernah tau esensi suatu perjuangan
Tatkala parsiwa berjuang bersama pena
Tatkala animo kian meraja rela
Kebutuhan manusia itu berbeda
Keinginan tak akan pernah sama
Kami punya cita-cita
Kami punya masa depan
Tapa seribu makna…
Tatkala kami telah merasa bosan
Tatkala perasaan memulai keengganan
Kami muak dengan doktrinitas tanpa alas
Kami bosan dengan interpretasi Quran yang disimpangkan
Amalan bukan untuk dipaksakan
Yang sunnah kau kerjakan, yang wajib kau tinggalkan
Dimanakah letaknya iman?
Dalil manakah yang akan kau gunakan sebagai alasan?
Jangan, jangan kau beli Quran dengan harga murah
Jangan, jangan kau gunakan dali al-Quran
Jangan, jangan kau acak-acak hadits Nabi
Hanya untuk melegitimasi segala kesalahanmu selama ini
Hati Sabar, Jiwa terbakar, Badan Terkapar
Setelah shubuh, Januari 2001
HAI SUPI
Hari ini sunyi dan sepi…
Hai adakah suara disana..
Meredam, membungkam terdiam…ssssst
Suara berisik, air yang bergemericik
Hujan rintik-rintik..sssst
Hai…adakah irama bersua
Berdendang, bergoyang berirama….ssssst
Mencari tenang dilubuk hari
Kedamaian akan datang bagi yang mengharapkannya
Tiada acungan tangan, tiada lambaian
Suara tiada alunan ombak menerka
Tataplah air yang mengalir
Dan rasakan olehmu kebesaran Tuhan sang Maha Pencipta air
Rasakanlah hembusan angin yang menerpamu
Dan ingatlah nun diatas sana Sang Pencipta melihat amalanmu
Hai ….adakah insan tegak disana
Tertegun, tersenyum, berdendang riang
Suara ini tak akan berarti bagi penidur yang terlelap
Mendekap guling dan bantal sambil mendengkur kencang
Bahkan ledakan sekalipun tak dapat melenyapkan ketenangan ini
Hai….supi..
Saifullah, masih Januari 2001
Jangan mencaci tapi memuji
Mencaci merendahkanmu dan meninggikan orang lain
Memuij meninggikanmu dan meninggikan orang lain
WHAT YOUR MESSAGE ?
I’m coming and I’d be back
My destiny well, well, well, broken very well
I’ve no live couse I bored
Every thing is loose, and I not guess
My god Allah….
What matter with all my doing
Have me mistakes in understanding
If I wrong, why would’nt you give me corection?
Bye, bye..do not be shy
Shy only make the creativy die
I expect you to try
Try and try, I sed it’s why
No, nothing may be you lying
And than …what appologize are you taking?
No…it’s my mind
Don’t disturb me, I need resting
I’m coming and I’d be back
When I go, I may come back
Going without something to take
What your message..?
Asking the question if you not full
The cleaver man olso by tool
Study, job, work, by labour
Come here friend, should I switch off the fire
I’m coming and may come back
What is your message?
Saifullah , On February 18, 2001
My Close friend, I Miss you, I go quite moment
Pray me to Allah, o be lucky in every efforts
RASUL
Rasul….
Saat itu kami melihat seakan jasadmu terluka, teriris, terhina diseluruh kalangan bangsa Qurays
Tak seorangpun pembelamu
Tak seorangpun berani maju menghalau musuhmu
Akan tetapi….
Tak seorangpun yang mampu menyurutkan tekadmu
Ya Rasulallah …
Saat itu kami tak bisa datang untuk membelamu
Hanya selawat serta salam bersamamu
Akan tetapi…..
Tekad serta jihadmu lillah
Meninggikan kalimat Allah
Adakah manusia yang lebih hina dari orang-orang yang mendustakannya?
Ya Utusan Allah….
Kedatanganmu dinanti ummat, bimbinganmu adalah rahmat, ucapanmu mengandung berkat, hijrahmu adalah selamat.
Adakah manusia manusia yang paling dikasih selain engkau ya Muhammad…
Y kekasih Allah…..
Adakah engkau berhijrah untuk menjawab perintah Allah?
Ke habsy dan Madinah
Engkau satukan dua golongan suku bangsa yang berbeda,
Engau hapuskan diskriminasi suku, ras yang berbeda
Engkau tegakkan supremasi hukum yang ada dengan satu kalimat
Asyhaduallailahailllah wa asyhaduanna Muhammadarrasulullah
Kejahiliyahan engkau tukar dengan peradaban
Kesombongan engkau balas dengan mauidhoh
Siksaan engkau ganti dengan kasih sayang
Hingga…kebiadaban mereka dalam batas ambang kesabaran manusiapun masih dapat engkau berikan pengampunan
Ya Habiballah…..
Sesungguhnya engkau adalah rahmat bagi sekalian ummat
La Ilahaillallah Muhammadurrasulullah
Bukan hasrat atau keinginan
Hajat ataupun balas dendam
Peperangan engkau lakukan tidak semata hanya pembelaan meminta hegemoni Islam
Ya tentu saja…
Islam harus tegak diatas dasar toleransi dan saling pengertian
Perang badar, perang uhud, khandak, khaibar dan beberapa perang lain yang besar
Adakah satu kejahatan perang yang beliau lakukan?
Menjelang bobok malam, malam jum’at
Diakhir bulan maret 2001
Di Saifullah tepatnya di Apertemen Guru
LONGING
To day when I sit here
I look one of more the roses walks infront of me
But, when the eyes opened, I did’nt see again
I remember, something without real only illusion
One more I confuse that illusion is real
And I began to be longing
Looking for some thing was nothing
Friend…do you know my problem?
Is the problem can’t be solving?
The solution unpictured in my mind
It’s becouse I’m longing
Who is you are longing to…?
I guess you never get attantion any body
Than, I true not objection with your doing
But I expect you to do really
Yesterday is memory , what can you do my baby…
To day is reality, please make every thing is easy
Tomorrow is expectanly, feel every thing necessary
Sincerelly your, My Brother in one faith
Written in Saifullah, On March 2001
Keep your Worship and attand the mosque every prayer’s time
AKU PUN TAK MENGERTI
Kalau benang merajut sulam itu biasa
Anak laki-laki bertingkah salah apa nak dikata
Aku heran…
Ketika melihat sebuah batu pualam dari kejahuan, batu itu seakan memberikan sudut yang sangat berkesan
Batu yang biasa terdapat dikedalaman sungai yang khusus dikelilingi rerumputan hijau
Tapi aku kembali heran….
Ketika mendekati batu tersebut , hampir tak beratsar dan kelihatan pudar
Bahkan seorang anak kecil yang melintas tanpa sandal di pergelangannya acuh mengnjak batu itu….
Lebih dari tak biasa, sebuah cerita fiksi yang mengada-ada
Karangan seorang pujangga tanpa nama, karangan itupun tidak pernah diketahui keberadaannya.
Gajah…itu kata orang binatang paling sengsara, setiap berjalan penuh dengan hujatan para penduduk hutan yang tanpa sengaja terinjak telapak kaki sang gajah.
Seekor kancil pernah pulang terlalu larut malam, ditengah belantara bebeatuan besar sang kancil bertemu dengan seekor serigala dan bukan macan
Hanya sedikit bincang-bincang lantas salaman merekapun berpisah
Sepuluh hari yang lalu, ibuku berpesan jangan nakal dan suka mengganggu orang.
Ketika itupun aku hanya sanggup mengiyakan tanpa sedikitpun bantahan
Akan tetapi sejarang lain mengatakan harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gadingnya, kalau aku, kamu, kita yang mati apa yang bisa kita tinggalkan?
Nenekku bilang kalau kamu yang mati duluan berarti nenek yang akan tinggal, kalau nenek duluan maka kamu yang nenek tinggalkan
Guruku sangat galak, setiap aku bicara pasti kena senggak, pantang lihat orang hidup enak, iri, dengki, pasti tak terelak.
Anak baru itu emang cukup pintar, enerjik, tapi sayang keliahatannya ia sedikit berkurik, ah maaf cerita ini hanya sebuah fiksi.
Jika andapun tak mengerti ….akupun tak mengerti.
Saat bangun tidur dan mimpi buruk
Menjelang bulan Mei 2001
DI HATIMU
Tatapan matamu penuh harapan
Sinar wajahmu memancarkan keteguhan
Sifat-sifatmu membuat sebuah keyakinan
Dan kini aku belum bisa katakan
Iringi langkahku kau terus berjalan
Berbagai pertanyaan tak pernah kau abaikan
Kutuntun langkahmu menuju keridhoan
Sampai kini aku belum bisa katakan
Entah sadar entah tidak
Entah karena jiwa yang kalut
Aku mulai berfikir setelah semuanya terjadi
Adakah aku dihatimu
Gerak-gerikmu tunjukkan sifatmu
Diammu tunjukkan rasa mau
Aku pun jadi tahu dan bertanya…
Adakah aku dihatimu
Bukan aku membiarkanmu tanpa ikatan
Tapi ikatan tidak sama dengan pacaran
Cinta yang kita bina bukan nafsu syaitan
Sekarang aku akan katakan
Aku tak banyak punya angan – angan
Hanya ingin bahagia di dunia dan bahagia di akhirat
Saifullah, Jalanan basah selepas kuliah
Oktober 2001buat adikku….
Ingat masa depanmu masih panjang
SELAMAT JALAN
Bukan aku tapi kamu
Bukan rendah tapi tinggi
Bukan jauh tapi dekat
Selamat jalan…..
Aku tak bosan
Tapi aku jenuh
Aku tak sanggup katakan
Tapi aku mau
Selamat jalan….
Berjuang bukan hanya disini
Berjihad tak mesti jadi kuli
Kekurangan pasti ada
Kita tak mesti berpura-pura
Kehampaan hidup yang sekian lama
Biarlah aku yang berubah
Walaupun engkau tak ingin berubah
Aku tak marah tapi aku kesal
Aku rela ditegur tapi aku benci
Selamat jalan….
Semoga sadar akan jalanmu
Hidup ditangan Allah
Kita hanya punya ikhtiar
Jangan sombong
Jangan angkuh
Diatas langit ada langit
Jangan lalaikan kewajiban
Syukur tidak hanya dengan ucapan
Selamat Jalan Pesantren Tercinta Saifullah
Desa Batu Gemuk Kec.Namorambe
Perjuangan tiada akhir walau langkah sempat terhenti
September 2002
!0 + 0!
Alasan berbohong
1. Sepaham tapi tak satu pikiran
2. Ada udang dibalik tirai yang sudah bersih, siapa yang meletakkannya?
3. Ayam berkokok tanda pagi hari, mengapa menunggu anjing menggonggong?
4. Malu bertanya marah-marah, orang bertanya kena marah.
5. Sungai dalam bertepi batu, rumput hijau lemah akarnya
6. Sinar memancar air mengucur, uang setiap bulan berapa?
7. Ayam berkotek burung berkicau, siapa yang mendengar pemburu lapar?
8. Tali memintal angin, cermin berbayang permata
9. Peluh berwujud kerikil, air mata beranak sungai
10. Akal hilang entah dimana, pikiran kacau rusak suasana
11. Kodrat kuasa, iradat berkehendak mati terucap rela terdetik berat, cari selamat sembunyi dibalik kiblat, menjilat keatas penuh harap.
ALASAN MAU
• Kita mau, Dia mau ortu setuju apa yang ditunggu?
• Kita mau, Dia mau ortu tak setuju, nanti duu!
• Kita mau, Dia tak mau ortu setuju, susah amat sih lu!
• Kita tak mau, Dia mau ortu setuju, jaga jarak dulu!
• Kita tak mau, Dia tak mau ortu setuju, jelaskan kepada ortu
• Kita tak mau, Dia tak mau ortu tak setuju, apa sih maksud lu?
• Kita tak mau, Dia mau ortu tak setuju, carilah cara yang jitu (untuk menghindar itu maksudku)
Nb :
Dilarang melarikan diri lewat jendela atau sejenisnya, karena itu hanya memalukan kita-kita kaum pria , paham yaa…
2002 kutulis saat kulihat temanku lari lewat
Jendela, lari dari cinta seorang bidan
Yang begitu mencintainya
PIGURASI EMPAT PULUH
1 langkah lagi akan selesai
Tahun bukan sebentar
Jam yang lalu telah terucapkan
Menit kemudian terjadi kesepakatan
Detik kemudian tinggal kenangan
Kata terlontar tanpa perasaan
Kali hati tersakiti tetap ku tahan
Hinaan pernah kami terima
Pekerjaan tak kurangi beban
Tanggung jawab tak pernah diam
2 perkataan telah engkau pungkiri
3 janji kau lenyapkan dari muka bumi
4 intervensi kau lakukan demi diri sendiri
5 keputusan sembunyikan kepalsuan anarki
MY CLOSE FRIENDS IN HEALTHY
Are you really…
Are you okay …..
Yes so do I, I’m very glad now, after writing this
Letter since along time I’d like to sent you a letter
But unfortunately the time is not mine
It’s seems age since I don’t meet you, may be I’m
Longing so much to you, with your joking and
Your smiling up in your face
My friend
It’s belong to our remembering, have you just
Remember a memories years ago?, to be..
While we walked around through the beach,
We was happy, don’t you?
You were swam there, spent your holidays under
The sun shine.. it’s looked happy and some time
A memory come to my dream, that make
Feeling to miss you. I hope you to be success in
Your study I wanna be praying for our lives Successful,
Finally sent me a letter and talk me more
Your affectionately
Yudi
MARI MERASA……
Suara Hati Kata-kata
Tali tambang terulur panjang, melilit pada tiang,
bersimpul bak benang, beringsut putus tak terhalang.
Pak rumah kami kok sepi, Mak jualan kami kok nggak ada yang beli,ujar seorang anak bernama Budi.
Ah itu mungkin kurang promosi, atau ada mas’alah lain yang misalnya pembeli dizolimi, atau yang misalnya pembeli disuruh nimbang sendiri, atau yang misalnya disuruh nyari barang yang diingini ( ya itu tadi ……….sendiri )
Nak nasi itu berasal dari padi, padi itu hasil olah tanam Petani, tapi entoh masih banyak Petani yang tak dapat jatah nasi.
Oh itu mah biasa pak, jawab Budi sesuka hati. Petani itukan hanya perantara, toh itukan tuntutan profesi, seorang pencetak buku misalnya belum tentu mendapatkan buku tersebut, ya nggak pak lik ujar sang Budi mencari sudi.
Mboten ngono toh le…….jawab pak lik dengan bijak, Petani la ndak sama dengan tukang cetak buku, nek petani kui nanam padi ya tumbuh padi, kalau tukang buku mencetak buku ya itu hasilnya pemimpin mbalelo dan ulama mboh ngono alias loyo.
GETAR GETIR HATI YANG SEDAR
Youdi’99
Luapan amarah yang tercermin dari wajah yang memerah.
Gambaran kebencian bukan kekecewaan terhadap harapan yang punah.
Tapi senyum itu tatkala terutas berjejer diatas kata-kata,
Terutas benang tak berbatas, diatas simpul yang panjang merata,
Kali ini untuk yang pertama bukan ada kalimat lain selain sapa,
Tak ku duga seakan tertumpuk menyimpan permata
Keindahan barisan semut tak mengakibatkan lumut menjadi binasa
Masih adakah simpulan yang dapat kupinta?
Berhati lelah berfikir susah
Getar bukan buah dari hati yang resah
Gitar bergetar tanda bersuara
Bunyi yang mana yang harus kudengar
Tak ada dan tidak satu pun jua
Tapi tolong dengar wahai saudara
Luka bukan fenomena, ma’af bisa dibina, adakah rahasia antara kita?
Getir hati yang sedar
Dunia luas terhampar, rizki bukan untuk dikejar
Sadar, sadarlah kelinci kecilku pematang rumput bukan tempatmu
Marilah bersamaku beramal, berbakti kepada tanah karunia Allah.
LANGKAH
Satu
Seiring berjalan langkah kakiku
Atap terkuak besi beradu
Torehan luka dalam hatiku
Untuk sang katak lagi merindu
Dua
Disana aku dilahirkan oleh sang bunda
Usaha bekerja demi aku anaknya
Apapun terharungi walau itu bahaya
Tiga
Tak pasti bila itu yang kau pinta
Inipun akan kulakukan bila kau yang minta
Gapailah cita-cita bila kau bisa
Angan pasti akan terkabulkan bila berdo’a
Empat
Emansipasi wanita itu sesat
Manusia harus sering bertaubat
Pikiran yang salah itu pendapat
Apakah depresi akan menghimpit hasrat
Tidak pasti hanya Dia yang kuat
Lima
Lelaki kebanyakan bermuka buaya
Itupun banyak wanita yang suka
Menipu itu hal yang biasa
Apapun yang terjadi…….cuek aja
Enam
Emang enak lihat pasar malam
Naik ojek karena kemalaman
Ah dasar masa depan suram
Minumpun dari air kolam
Tujuh
Tak, tik, duk aku terjatuh
Uh….terhimpit tangga yang ikut rubuh
Jangan tidur diwaktu subuh
Usaha akan terus keruh
Hai….jangan suka mengeluh
Delapan
Duduk dikursi berhadap-hadapan
Enaknya ya sambil sandaran
Lalu datanglah pesanan
Ayam bakar sama nasi ketan
Perutpun terisi kemudian
Akhirnya datanglah seorang pelayan
Nah apa lagi kalau bukan bon kontan
Sembilan
Sunyi malam tanpa sinar bulan
Emak belum pulang dari kerjaan
Mana lagi perut keroncongan
Bik ijah entah kemana kelayapan
Ini sisa masakan tadi siang
Lalap mentimun dan sayur bayam
Aduh aku lupa kalau aku punya simpanan
Nuget ayam hasil telapan
Sepuluh
Sekianlah hamba akan berlabuh
Entah kapan akan lagi berlempar sauh
Pulang kampung membawa jodoh
Untung kalau si emak gembira penuh
Lagi pula orang tak seluruh
Umpama bekerja haruslah berpeluh
Hasilnya pasti tidak jauh
Saifullah'2002
KUTULIS CERITA KITA
Iman itu…yang terbuang percuma
Islam itu..yang patah tak berdaya
Ihsan itu.yang lenyap tanpa bekas
Percaya tanpa laksana
Berserah jiwa tapi buat angkara
Kebaikan hanya untuk riya’
Mati pun aku tak takut, jihad adalah prioritas. Kata
seekor macan ompong tak bergigi untuk
sembunyikan jati diri.
Saya kuak hutan sebagai pemula rimba, saya
naungi hutan sebagai solidaritas tanpa batas.
Tapi saya kan punya hak 80% atas segalanya
dari segalanya, suara otoritas tak beralas.
Andai pun saya mati hutan tak boleh mati, oh tentu
saja hutan lebih dahulu ada dari pada anda ujar
seorang Begawan dalam diamnya.
Saya tak pernah takut mati, tapi kegilaan
tunjukkan kekuasaan. Rahwana saktipun
akan binasa perang di ayodha saat ini masih menggema.
Nenek buyutku pernah cerita kepada kakekku lalu
diceritakan kembali kepada bapakku hingga
akhirnya kepadaku dan akupun mengerti dan balik bercerita.
Menurut dongeng, hutan itu seram lagi
menakutkan tapi cucu bapakku tidak pernah
takut masuk kedalam hutan.
Hutan itu ternyata gersang yang ada hanya
bangunan-bangunan semi gedung, didalamnya
terdapat pohon-pohon kecil yang sulit untuk besar
karena kerasnya batuan yang menghimpit dan curah
hujan yang semakin sedikit.
Tapi….ditengah hutan ada sebuah bangunan
berkepala licin dengan jarum panjang
berlogo ALLAH, ya tak salah lagi kalimat itu
bertulis ALLAH tuhan kita, tapi mengapa
bangunan itu tampak sunyi, kemanakah sang penghuni?
Oh….mungkin mereka lagi lari meliburkan diri,
atau pada lagi sembunyi?, nah itu mungkin
mereka…!, lagi sedang berbaris menghadap meja,
tapi itu hanya patung. Ah mungkinkah di hutan ada patung?.
Aku kembali berjalan tanpa alas menelusuri
lekuk kehidupan sang”hutan”, ah suara apa itu?
gonggongan serigala atau seperti suara kerbau
terjepit benda keras?.
Aih…benar itu suara serigala mencari mangsa,
daun hijau muda berserak ketakutan menanggapi sebuah
ancaman tapi?, aneh seekor hewan kecil
disekelilingnya acuh tak menghiraukan seakan
mereka telah terbiasa.
Aku pun bertanya kepada seekor tikus hutan
bermerek “kecil-kecil tapi militant”. Itu
sudah menjadi kebiasaan dan kami tidak lagi
heran apalagi ketakutan, ujar tikus dan
bertanya :”Mas bangsa apa jin atau manusia?”.
Ditanya dengan panggilan “Mas” aku teliti seluruh
tubuhku terdapat sedikit bulu dan paruh yang tidak
begitu panjang dengan kaki bersirip dan kuku sedikit
meruncing. Ah…aku tak peduli dengan semua ini,
toch…pun begitu aku tetap makhluk Allah Tuhan
sesembahan Alam,Amin.
Oh….ya hutan gersang itu ada lima dasawarsa yang lalu.
Saifullah'2002
SILUET DALAM JIWA
Kalaulah aku bisa memilih, aku lebih mamilih hidup lebih lama dalam rahim Ibuku daripada hidup lama didunia, dan lahir kedunia tanpa dosa hingga aku kembali menghadap kepadaNya
Andai aku bisa memilih aku senang diberi umur panjang hingga dapat melaksanakan segala perintahNya dan meninggalkan larangnNya
Jikalau saja aku bisa mmemilih, aku lebih suka hidup dalam surga atau semisalnya, nyaman, tentram tiada gangguan, tida bencana, tiada perang, tiada kerusuhan, tiada fitnah, tiada suara-suara sumbang yang menghina agamaMu, hidup tentram menikmati berbagai nikmat dan karuniaMu, bersyukur atas jalan dan hidayahMu.
Umpama aku bisa memilih, aku ingin seluruh keluargaku, bangsaku dan saudara-saudaraku seiman, seakidah, senantiasa dalam perlindungan Allah, mendapat pertolongannya dan selalu menang dalam setiap peperangan, perselisihan dan permusuhan dengan orang kafir yang merupakan musuhmu.
Tapi......
Aku bukan seorang hamba yang layak untuk disayang, aku bukan seorang seorang hamba yang layak dikasihani, aku bukan seorang hamba yang layak untuk memilih akan nasibku, kehidupanku dan masa depanku, aku hanya hambaNya yang lemah.
Maka.....
Satu yang aku pinta padaMu, bukakanlah pintu ampunan dan petunjukMu ya..Allah
Aku yang selalu merindukan MaghfirahMu '2003
LUKA YANG KIAN MENGANGA
SUARA HATI ANAK-ANAK NEGERI 1001 MALAM
Selasa dinihari, 20 Mei 2003
Ketika manusia masih lelap dalam mimpinya
Puluhan peluru menghantam Negeri kaum muslimin, kota Baghdad terkenang tempat kebangkitan peradaban ummat.
Peluru berdesing menghantam setiap bangunan yang rubuh bersama rubuhnya peradaban Islam, tak kenal siang ataupun malam.
Mayat-mayat berserakan dijalan-jalan
Serpihan-serpihan tulang berhamburan
Bau anyir darah merebak kesetiap sudut kota
Jeritan-jeritan kematian memekakkan telinga
Menyayat hati setiap insan yang mendengar
Hari itu sebuah tragedi pelecehan hak kemanusiaan dipertontonkan
Hari itu martabat manusia tidak lagi berharga
Hari itu manusia berubah menjadi serigala buas pemangsa sesama
Hari itu kaum kafir memperlihatkan kekuasaannya
Ya Allah, tolonglah hamba-hambaMu ini
Lailahaillallah.........
Masih terbayang dipelupuk mata kami
Pembantaian demi pembantaian diNegeri-negeri kaum muslimin
Bosnia, Cechnya, Palestina, Afganistan adalah contoh kebiadaban kaum salibis
Pilu, duka, sedih, kecewa bercampur menjadi satu
Menyesakkan dada
Anak-anak tak berdosa terkapar tak berdaya
Wanita-wanita menjadi bahan tertawa
Orang-orang tua dihina dan disiksa
Kami muak melihat drama kehidupan ini
Kami benci menyaksikan kesombongan ini
Ya Allah apakah musibah ini adzab bagi kami?
Ya Allah apakah musibah ini peringatan bagi kami?
Ya Allah apakah musibah ini cobaan bagi kami?
Astaghfirullah Rabbal Baroya, Astaghfirullah minal khotoya
Ya Allah teguhkanlah hati kami tuk berjuang dijalanMu
Lailahaillallah....................
Wahai kaum Muslimin......
Wahai pemuda pemudi generasi ummat ini.....
Bangkitlah..!, bangkitlah...!
Bangkitlah bersama menyatukan jiwa
Berjuang melawan kemunkaran dan kebatilan
Berperang melawan hawa nafsu dan kotornya pikiran
Maju.....terus....
Tegakkan tiang agama ini
Maju...terus....
Bangunlah peradaban Islam ini
Allah pasti bersama kita
Allah pasti menolong kita
Intansurullah yansurkum wa yutsabbit aqdamakum
PDH, 2003
MOKSA KATA
Pejabat
Prolog :
Aku adalah seorang pejabat
Hobiku makan uang rakyat
Lihat rumahku bertingkat-tingkat
Mobil berkilat, istri memikat
Anak-anakku semuanya orang hebat
Ada perawat, pedagang roda empat, sampai pengusaha pesawat.
Dan perlu dicatat semua kudapat tanpa harus memeras keringat.
Intro :
Kugoyang kursiku sambil menyandarkan bahu
Hembusan cerutu keluar dari mulutku
Kuhela nafasku Huuu......
Lalu kuberjalan kearah jendela
Kulihat dari sana para pekerja
Hilir mudik diatas trotoar jalan raya
Pak-pak kemari.....!, kupanggil seorang tua
Yang berjalan tak jauh didepanku
Uhuk..uhuk..uhuk..uhuk aku terbatuk
Menahan debu jalanan yang berhamburan kearahku
Kupercepat langkahku
Menuju pintu kantorku
Epilog :
Aku adalah seoran g pejabat
Yang akan mulai bertobat demi sebuah rahmat
MOKSA KATA
Pedagang Asongan
Prolog :
Aku adalah pedagang asongan
Hidupku dari kerasnya jalanan
Hobiku jualan, karena dari situlah kudapat penghasilan
Dulunya istriku enam
Mereka hidup dengan tentram
Kini lima orang aku ceraikan
Karena ku tak punya cukup penghasilan
Intro :
Kugenggam erat uang lima ribuan
Yang kudapat dipinggir jalan
Kutoleh kekiri dan kekanan
Aih...aman
Karena bingung akupun terduduk tersandar
Kurogoh sakuku, kudapat uang ribuan dua lembar
Kupanggil seorang penjaja ayam bakar
Dan mulai kuganyang....ayam bakar
Yang masih berkepul asap
Kuambil sapu tangan dari kantong celana
Kuelap mulutku yang berminyak
Akupun bersiap.....
Kudapati koran-koran dan dus rokok
Yang lama teronggok dibalik tong sampah
Epilog :
Aku adalah seorang pedagang asongan
Yang kepingin hidup layak
Seperti manusia kebanyakan
MOKSA KATA
Mahasiswa
Prolog :
Aku adalah seorang Maha siswa
Hobiku mendemo penguasa
Walau aku masih kulah semester tiga
Aku cukup berpengalaman dimana-mana
Dipenjara, disiram gas air mata, hingga dipukul polisi anti huru hara
Intro :
Hari ini aku amat gembira
Nilai semesterku semuanya bernilai A
Padahal seingatku...aku tidak menulis apa-apa
Dikertas jawaban yang terletak diatas meja
Aku terkejut dan berteriak a...a....a....a....
Sialan ....! lembar nilai ini rupanya milik adinda
Sementara namaku adalah putu wijaya atmaja sri kartika tunas kelapa terbelah dua berduka tiada tara sepanjang masa
Dan akupun bingung....
Kutendang, kupukul, kuhempas....
Kursi-kursi mungil tak berdosa
Kutatap wajahku dan mulai menangis
Kududuk didepan ruang kelasku
Merintih, menangis dan menyesal... Dan kugaruk kepalaku
Epilog :
Aku adalah seorang Mahasiswa
Yang berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya
DAWAI HATI YANG LARA
Pedagang Kaki 5
Prolog :
Hari-hariku yang kelu, sebaris tissu dan sederet botol-botol aqua berdiri kaku, secarik koran berdebu menjadi alas dudukku, sekejap mataku menatap rindu ruang kosong bungkus-bungkus bombon yang nyaris tak tersisa, kuhitung rupiah demi rupiah yang kudapat dari cucuran air mata dan keringat, kumengerti akan besarnya ni’mat yang Allah anugerahkan kepadaku.
Intro :
1. Langit biru, awan-awan kelabu, burung-burung ang berterbangan, lambaian pepohonan dan suara mesin-mesin kenderaan.
2. Pagi ni masih terlalu sunyi untuk kujalani, kantong kardus dipundakku masih penuh terisi.
3. segarnya aroma pagi masih terasa, pintu-pintu dan jendela mulai terbuka, lalu lalang kendaraan, dentang lonceng tua disudut kota memulai kehidupan kota.
4. bangunlah, dan tatap deretan kotak-kotak raksasa berkaca yang memadati kota dan membentuk seriosa efek rumah kaca yang berbahaya.
Aku adalah pedagang kaki lima, yang berjualan apa saja, dari jualan kain sampai taplak meja, atau mungkin juga pakaian monza, saat ini aku lagi berduka, tak satupun pelanggan yang datang kekiosku yang tua, tapi aku tak putus asa akan nasibku yang lara, kini aku terus berusaha dan berdo’a, do’a kan ya.....
• Indonesiaku.....Tumpah darahku.....
• Tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan, tempat aku mengabdikan diri kepada ibu pertiwi.
• Sekarang, esok atau beberapa hari yang akan datang, aku berjanji untuk tetap mengabdi pada negeri ini.
• Bombon....tissu....rokok....aqua....ekstra jozz....2x
• Mungkin Ia, mungkin juga tidak, sesiang ini hanya dua botol aqua yang habis terbeli
• Kulepaskan topi bututku, dan ku menyandar ditiang dekat trotoar
Epilog :
Lelah, itulah sebuah kata yang keluar dari mulutku, kerasnya kehidupan memaksaku untuk menjadi lebih dewasa dari usiaku, namun aku tetap tabah dan tetap setia duduk disini.
DAWAI HATI YANG LARA
Santri Darul Hikmah
Prolog :
Tadi pagi kubuka jendela dan kutatap jauh didepan sebuah kaca, masih lagi kulihat untaian mahkota hitamku bertengger diatas kepala, terurai lembut selaras putihnya kulitku, namun kini semuanya tak berarti, guruku bilang ini adalah pertanggung jawaban dari kesalahan yang kulakukan, bukan penyesalan apalagi harapan, hanya renungan demi renungan dan berfikir kenapa rambutku hilang?.
Intro :
1. Langit biru, awan-awan kelabu, burung-burung ang berterbangan, lambaian pepohonan dan suara rambut yang jatuh berguguran.
2. Sore ini begitu beku, nyaris tak kudengar suara kecuali detak jantungku.
3. siluet senja mengungu disudut cakrawala, menghukumku dengan tatapan sinis seolah menyayat-nyayat nadiku yang hapir memutus asaku.
4. Ruku’lah....dan sujud memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kekhilafan yang pernah terukir dalam hari-hariku.
Aku adalah santri yang sedang duduk menyendiri, menunggu hukuman apa yang akan diberikan padaku, akibat mengambil kaos kaki temanku yang dicuci kemarin pagi.
• langit biru...dan bintang-bintang ungu yang bertebaran diufuk cakrawala.
• Menghiasi indahnya malam yang kelam, tapi tidak hatiku ini.
• Hatiku yang lara, berduka menunggu bias yang tak kusuka.
• Kenapa hati ini semakin gelisah?, apa yang harus ku perbuat?.
• Apakah begini jika kita punya dosa?, tak ada ketenangan, hanya keresahan demi keresahan yang melanda.
• Aku ingin kembali, bertaubat kejalan Ilahi, aku tak mau lagi melakukan perbuatan buruk ini.
Epilog :
Sesal....kata awal sebuah penyesalan, aku ingin kembali bertaubat menjadi santri yang hakiki, mengabdi pada Ilahi.
DAWAI HATI YANG LARA
Pengemis Jalanan
Prolog :
Kemarin, trotoar ini masih ramai penuh insan-insan yang berjualan berjejer disepanjang jalan, kulihhat teriakan-teriakan ramah pengamen jalanan bersahut-sahutan, canda tawa pengunjung memadati ruang kosong udara siang yang kerontang, dan aku....duduk disini,, menanti belas kasihan para dermawan, yang bersedia memberikan sisa-sisa recehan mereka. Hari ini , esok dan mungkin seterusnya aku akan tetap disini, walau yang kulihat hanya puing-puing kios yang ditinggal pemiliknya, entah alasan apa yang kudengar, penertiban, penggusuran atau apa....entahlah aku tak akan pernah mengerti apa yang dipikirkan pejabat-pejabat negeri ini.
Intro :
1. Langit biru, awan-awan kelabu, burung-burung yang berterbangan, lambaian pepohonan dan suara recehan yang menggelinding didalam kalengku.
2. Siang ini tak seterik kemarin, matahari begitu bersahabat dan menatapku penuhh haru.
3. Panasnya Matahari yang membakar, debu-debu halus berterbangan menambah sesaknya tubuh ringkihku yang terduduk kaku mengisi hari-hariku.
4. kejarlah....dan sambut hari-hari gelapmu dengan riang dan penuh harapan, seiring dengan senyum yang terkembang dari bibir mungil penuh keikhlasan.
Aku adalah seorang pengemis yang mengais-ngais jalanan untuk mendapat dua, tiga buah recehan, kadang kudapatkan makian dan cacian para pengguna jalan, kupikir sungguh tak berperasaan padahal yang kulakukan ini kan tidak haram.
• Tersenyum ku melihat recehan jatuh dari tangan seorang dermawan.
• Gembira tak terkira, harapan demi harapan terbayang didepan mata, kapan ya aku bisa jadi orang kaya?
• Lagi-lagi kududuk dijalan ini, menanti dan menanti saat-saat indah mendapat rizki.
• Sejenak ku menoleh kesamping kiriku, kulihat anak-anak kecil sebayaku asyik bermain dadu dan kupikir apa mereka tidak punya kerjaan sepertiku?
• Wah, seorang borju lagaknya akan melintas didepanku, kacamat hitam, sepatu kilat, berjas plus dasi, oh ya dia pakai topi.
• Waduh...benar-benar tidak punya perasaan, menolehpun tidak, atau sekedar memberikan senyuman, emang zaman sudah edan.
Epilog :
Perjuangan.... kalimat akhir untuk membangkitkan harapan yang hilang, jangan pernah putus asa untuk menjadi apa saja, Allah bersama kita.
KEBAHAGIAAN pasti milik KITA
Ananda..Ingatlah ..!
KEBERANIAN terbesar adalah KESABARAN,
MUSIBAH terbesar adalah KEPUTUSASAAN
KELEMAHAN terbesar adalah MENCELA DIRI SENDIRI
Ananda..
Dalam diri setiap kita ada POTENSI
Setiap POTENSI yang kita miliki haruslah diGALI dan diKENALI
Mengenal diri sama dengan mengenal ALLAH Ilahi Rabbi
Ananda…
Saat kata-kata HINA keluar dari MULUT kita
Maka HATI kita, PIKIRAN kita dan DIRI kita pastilah ikut hina
Bila kata-kata INDAH nan TAKWA yang keluar dari MULUT kita
Maka HATI kita, PIKIRAN kita dan DIRI kita tercermin dari padanya
MENCELA merendahkan diri kita dan meninggikan diri yang dihina
Namun MEMUJI meninggikan kita dan membahagiakan diri yang dipuji
Ananda....
MENCELA adalah cermin keputus asaan
MENGHINA adalah cermin kelemahan Pikiran
MERENDAHKAN adalah cermin ketidak berdayaan
Ananda.....
Mari kita buka MATA dan PIKIRAN
Sambil melangkahkan KAKI dan menggerakkan TANGAN
Menuju TUJUAN yang kita INGINKAN
KESEMPATAN ada disini...ditempat dimana kita berpijak saat ini
Tugas kita bukan mencari masalah namun menyelesaikan masalah dengan SOLUSI
Ananda......
setiap kita TERTAWA pasti ada bahagia di DADA
setiap kita TERSENYUM pasti ada harapan yang TERPENDAM
setiap kita MEMBERI pasti ada kebahagiaan di HATI
Lakukan yang TERBAIK karena kita adalah ummat TERBAIK
Bahagiakan orang disekelilingmu maka engkau akan mendapatkan KEBAHAGIAAN dari orang-orang disekelilingmu. Karena KEBAHAGIAAN pastilah milik KITA.
Nasehat buat Alumni ke-10 PDM "GRAIN DIECI"
Hanya ini yang dapat kuberikan padamu anakku...
Khalifatullah fil Ardh, September 2005
Perihal : Surat Cinta
Sifat : Rahasia (hanya antara Allah & hambaNya)
Kepada yg Maha Pencinta
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Fi Sya-nih.
Bismillahirrahmanirrahim.
Subhanallah, walhamdulillah, wala-ilaha illallahu Allahu akbar wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyul ‘azim.
Ku ucapkan Pujian bagi Mu
Ku ucapkan rasa Syukurku pada Mu
Tak ada ketetapan dihatiku kecuali menetapkan bahwa tiada Ilah selain Mu Ya Allah
Tak ada keraguan dalam hatiku untuk menetapkan bahwa Muhammad adalah Rasul Mu Ya Allah
Selawat dan salam atasnya, dan atas seluruh keluarga & sahabatnya.
1. Dengan rasa tunduk dan khusyu’, ruku’ dan sujud meminta ridho Mu, semoga hidayah dan taufiq Mu senantiasa Engkau berikan kepadaku.
2. Sehubung besarnya kebutuhan hamba Mu ini, dan hinanya diriku disisi Mu, aku tak pernah berani menentang kekuasaan Mu, namun ku tau walau besar dosa dan kesalahanku pada Mu niscaya Engkau akan menerima taubatku dan memaafkanku selama tiada sekutu yang kubandingkan bagi Mu.
3. Namun betapa besar cinta dan harapanku pada Mu, sehingga meluluh lantakkan persendian persendian keangkuhan yang selama ini melupakan Mu, maka dengan ini aku memohon kepada Mu bimbinglah aku menuju jalan Mu, jalan yang lurus, jalan yang tiada kemurkaan dan kesesatan, berilah aku kesempatan untuk mencintai Mu, kutitipkan rinduku pada Mu, kuharapkan ridho Mu padaku, semoga aku mampu menjadi hamba Mu yang bersyukur, Allahumma amiin.
4. Dmeikianlah do’a dan harapan kusanpaikan kepada Mu, Ya Rabbi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi, jadikanlah kehidupanku seperti hidupnya para ‘Ulama, dan jadikanlah kematianku sebagai kematian para Syuhada, dan masukkanlah aku kedalam surga Mu bersama para anbiya, amin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin.
Alfaqir ilallah, wassyakir ‘ala ma a’thoh.
DAKWAH dan TARBIYAH
Awal melangkah dijalan ini...
Terasa susah dan payah...
Seringkali hati terasa goyah....
Kadang terasa ingin menyerah….
Namun……….
Jika Tidak melangkah…
Siapa lagi yang akan menghidupkan dakwah..?
Siapa lagi yang akan menjalankan roda tarbiyah..?
Sekarang……………
Bukan saatnya untuk menyerah….
Menyerah berarti kalah……….
Mati sebelum perginya arwah….
Karena….
Ini adalah janji Allah………
Untuk menjadikan kita Khoiru Ummah….
Dengan Dakwah dan Tarbiyah…
Abu faiq '798
Selama Perjalanan Mencari Jati Diri
Disinilah Aku Beralabuh Untuk Selanjutnya Berlayar Kembali
Mencari Keridhaan Ilahi, Meniti Jembatan Dakwah yang Pernah Terputus
Namun Semangat dan Harapan Tidak Boleh Putus.
TATAP
Raut wajahmu tampak lelah
Beban tertumpuk tiada terasa
Telah beratus bahkan beribu peristiwa telah terlewati
Namun kepercayaan telah pudar
Rasa kasih itu telah hilang
Mengapa itu kau lakukan …?
Apa dosaku….?
Apa dosa ibu yang telah melahirkanmu…?
Tatap..
Tataplah mata air yang mengalir
Jangan simpan kebohongan itu
Tatap….
Tataplah mata hatimu
Sungguh Allah mah tahu
Youdi’ 1999
MASIH LAYAKKAH …?
Resah bukan jiwamu
Malu bukanlah sifatmu
Masih layakkah engkau berucap..?
Bicara, menutupi keresahanmu
Membantah, coba menentang kudratmu
Ketawa, mematikan perasaanmu
Masih layakkah engkau berucap..?
Sepanjang jalan pikiran yang tersirat perasaan
Ingin memiliki, ingin mempunyai, ingin merasakan
Tanpa pernah ingin mengerti pahitnya sebuah perjuangan
Masih layakkah engkau berucap…?
Nurani mati seribu kecewa
Pikiran kacau tanpa arah
Kepercayaan punah sudah
Tak ada tali penyambung
Ucapkan maaf,
Panjatkan ampun
Mohonkan taubat
Engkau masih layak berucap…
Youdi’1999
SERAHMU HAJATKU
Seribu tangan mencengkram bahu
Mengancam, menghardik, memaksa
Apa peduliku…?
Pedulimu….?
Engkau tak pernah peduli akan orang lain
Engkau bersenang-senang
Diatas derita orang lain
Bukan hanya sekali tapi berulang
Kali engkau lakukan
Bosan…..
Bosankah engkau wahai gagak hitam berurat nadi..?
Kambing tak pernah menjadi tuan
Bagi serigala pemangsa
Akal busuk, hajat buruk
Aturan terkutuk bagi manusia
SDM itu penting
Namun tidak dibentuk dengan paksaan
Youdi’1999
H A M P A
Jiwa terlerung jauh nun dibilik
Kehidupan nan jauh
Tatap terpuruk melewati celah-celah
Bak lentera bercahaya
Pikiran melambai bertepi angan
Berderai tak tahu makna
Hampa rasa berdua cita bertiga rasa
Bagimu kehidupan bukan apa dan bagaimana
Masa muda tersia-sia begitu saja
Hendak kemana engkau wahai peluh
Berilir semata…?
Sekejap, terasa lama tak bersua
For my lost
P A T I
Penaku berjalan terseok, langkah terhenti
Berdiplomasi diatas kertas nan bersih
Seakan mengerti akan perasaan hati
Yang teriris sembilu
Tanpa patetis merusak moralita
Anak bangsa tanpa terasa
Hendak kemana kami kau bawa
Dan berjuta-juta jiwa yang hampir binasa?
Kau bukan bagian dari kami….
Dan kami..yang tak pernah menyadari akan bagaimanakah
Masa depan kami..
Pati, ya kata yang bersinonim binasa
Tak pernah mengenal rasa cinta
Pati, jauhi narkoba perusak para pemuda
17 Agustus 2000
Kita belum Merdeka Hakekat
Perjuangan masih panjang, mari kita tumpas
Korupsi, Narkoba dan rasa malas pada diri kita
WAHANA DALAM BAYANGAN JIWA
Ya Allah jadikanlah mimpiku yang baik sebagai kenyataan
Ya Allah jadikanlah mimpiku yang buruk sebagai peringatan
Ya Allah jadikanlah kesusahanku sebagai cobaan
Ya Allah jadikanlah rizkiMu sebagai jalan menuju keridhoan
Ya Allah jadikanlah keinginanku sebagai harapan
Ya Allah jadikanlah harapanku sebagai permohonan
Ya Allah jadikanlah permohonanku sebagai Do’a
Dan Do’a adalah senjata bagi setiap Muslim
September 2000
TANGIS
Ratap mata nanar tak bermakna
Entah haru, entahpun duka, senang gembira bercampur asa.
Dengarlah wahai angin …..
Beribu ratapan rintih dan tangis buih-buih kehilangan air
Pohon-pohon tua tegak berdiri tanpa pelindung
Daun-daun gugur berserakan terhempas oleh kuasanya tangan-tangan serdadu rimba di kota
Serigala pemangsapun tak sebegitu kejinya.
Pernah sebuah berita menyapa tentang kabar sara
Anak pingitan diasuh dan dibesarkan oleh rasa keibuan dan toleransi persatuan
Diberi air susu hasil perasan kerelaan dan solidaritas kemanusiaan
Beribu kata “Ukhwah” pernah kau katakan
Tapi makian dan cercaan pun tak pernah terlupakan.
Kini kami tahu engkau telah dewasa
Besar kata, besar rasa yang tak berjiwa
Kau menjadi boomerang bagi hak-hak kami
Kau injak-injak segala asasi tanpa rasa bermanusiawi
Kau rusak kepercayaan dan toleransi yang pernah kami beri
Kaulah pemusnah berjuta-juta anak negeri
Apa….kata apa yang mesti engkau ucapkan
Alasan….alasan apa lagi yang akan kau lontarkan
Provokator? Aktor intelektual? Siapa mereka?
Bukan, bukan mereka tapi hanya ada satu saja
Kau, kau tak pernah rela kami beragama
Dihamparan meja Kerja, Safullah 12 September 1999
For All my Islamic Brother in Maluku
Islam is will never die, Allah bless you.
KHOSA
Kain putih itu mengingatkan akan kerudung yang pernah engkau pakai
Bersih, putih selaras dengan jiwa yang tak tergantikan oleh nilai berharta
Tak pernah kau bersedih, mengeluhpun jarang.
Menengis, apalagi yang akan ku ucapkan , itu mungkin hal yang kau nafikan
Tatkala cahaya lampu itu menimpa parasmu
Langitpun seakan tak kuasa melihatmu
Senyum bukan hal yang diharamkan
Berbuat baik itulah amalan
Pernah aku berharap bayangan itu berbias ke arahku
Tapi cahaya lampu itu tak menyisakannya untukku
Mereka rampas segalanya, mereka ambil semuanya.
Kau pernah cerita, dan kau katakan apa saja
Kritikan , evaluasi senang ku dengarkan
Kemarahan , kesedihan, selalu kau simpan
Sabarkah hal yang mengusikmu itu?..
Kini terkata hampa bukan semua
Terkata sedih bilakah waktunya
Kenangan itu akan kuingat, kubawa, kukenang
Kain putih itu, ingatkan satu kenangan
Kebersamaan, keakraban yang pernah kita rajut diatas kain sulam kerinduan
Sejalan lurus seiring ucapan dan perbuatan
Kain putih itu punya banyak kenangan
Ba’da Isya menjelang waktu tidur, Saifullah, Januari 2000
Good Bye my little sister, May Allah bless you in your happiness
And your calmness, met me in here after with our beliefe and our
Good interaction.
DO’A MUNAJAT
Ya Allah …………..
Engkaulah Tuhan yang Maha Esa yang Satu dan bukan dua
Engkulah Pemilik segala Maha dan alam semesta beserta isinya
Engkau berkuasa atas segala keinginan dan do’a anak manusia
Ya Allah ………….
Engkau Maha tahu segala yang tampak dan tersembunyi pada diri kami, maka terimalah permohonan maaf kami.
Engkau Maha tahu atas segala kebutuhan kami, maka berikanlah apa yang kami pinta
Engkau Maha tahu apa yang tersirat dalam diri kami, maka ampunkanlah dosa kami
Ya Allah ………….
Dosa, kesalahan, kemaksiatan sering sudah kami lakukan
Lupa, kelalaian, kekhilafan sering kami laksanakan
Perntahmu, anjuranmu, peringatan Nabi MU sering kami abaikan
Larangmu, permisalan-permisalanmu begitu pernah kami lakukan
Ya Allah ……
Puisi ini tidak dapat dilanjutkan karena ada tugas mendadak yang diberikan pimpinan, kalau tidak salah ada pelatihan Manajemen dimedan.
Saifullah, Maret 2000
SARA, SIMANJA YANG DURHAKA
Negeri loh jenawi…hamparan tanah penuh rizki
Berpadu tanah dan batuan menjadi hutan
Aliran air turut menyuburkan
Tawa riang pepohonan bersahut-sahutan
Inilah negeri kami, bumi pertiwi yang kami tempati
Banyak orang iri terhadap hasil bumi kami
Hingga dengan segala kerakusan dan ketamakan mereka datang
Kolonialisme, imperialisme, misi zending dan berbagai kedok buatan manusia yang bermisi penjajahan
Mereka tiupkan angin segar bantuan moral, dan pengetahuan
Mereka janjikan kemajuan bagi negara ini
Mereka ucapkan kata-kata yang menina bobokkan rakyat kami
“Jangan khawatir tuan-tuan, kita adalah saudara, negeri ini adalah negeri kita, mari kita jaga dan kita manfaatkan hasilnya”
Pengerukan hasil bumi, pengurasan sumber daya alam
Nak negeri yang bekerja rodi,
Rakyat-rakyat tak berdosa yang meti dengan cara keji dan terhina
Inikah yang disebut membela….?
Inikah yang engkau sebut dengan hak asasi manusia?
Itu cerita 1 abad yang silam
Cerita dimana kita masih terlalu bodoh untuk menentang suatu pendirian
Dimana kita masih terlalu lemah untuk berjuang
Dimana banyak diantara kita yang belum mengerti arti sebuah penjajahan
Tapi kini, kini kita tahu
Kini kita telah mengerti semuanya
Tapi kini kita …kita pun tahu
Kita hampir kehilangan segalanya
Dari rahim seorang Ibu pertiwi yang bernama Indonesia
Telah lahir seorang anak bernama sara
Dia dibesarkan dan diasuh oleh para pejabat dan penguasa
Beragam gizi dan vitamin doktrin telah menumbuh suburkannya
Kini sang anak telah dewasa
Dia bukan saja sudah pandai bicara tapi…..
Tapi apa wahai begawan tak bernama?
Apakah anak sudah mulai menyusahkan anda?
Belum, saat itu belum
Tapi kini ketika keamanan negeri membutuhkannya dia malah membuat huru-hara
Ketika perekonomian negeri butuh tenaganya, membutuh partisipasinya dia rusak segalanya.
Bahkan sekarang dialah musuh utama kita.
Lihatlah tindak tanduknya
Kerusuhan massal, pertengkaran antar kampung
Peledakan diberbagai tempat hiburan hingga
Peristiwa yang layak untuk kita kenang
Ya.. ratusan ummat Islam mati terpanggang dalam satu lobang
Puluhan anak-anak kecil tak berdosa pergi meregang nyawa
Kaum wanita, orang-orang tua yang diperkosa dan diperlakukan dengan hina
Ya… inilah ulah sara
Kini telah berpuluh, ratus, beribu ..bahkan …
Berjuta-juta manusa terkapar tanpa dosa
Apakah kita akan terus berdiam, mematung dan hanya berharap mu’jizat Tuhan?
Saifullah, Februari 2000
Buat seluruh alam semesta dan yang berada didalamnya
Kedamaian hanya milik Allah, dan Allah meletakkan kedamaian dalam Islam
Allahu akbar…Allahu akbar….Allahu akbar…!!!
CUKUP
Satu kata terucap…
Seribu makna tersirat … cukup
Dalih beribu alasan, fakta diputar balikkan …cukup
Tirani berkedok demokrasi, kejahatan ulah para setan …cukup
Kemanakah akan kau bawa negeri ini wahai manusia berhati singa?
Terbujur kaku berserak bersimbah darah.
Tulang belulang luluh lantak tak bertuan
Bau anyir, beraroma menyebar tertiup angin
Adakah sisa negeri tanpa tirani
Toto tentrem loh jenawi
Negeri subur indah terhampar
Ilusi atau hanya mimpi
Mengapa rakyat tak pernah turut menikmati
Slogan tertulis, motto berbaris
Wacana menggambarkan keindahan
Surat kabar pencipta ketentraman
Ucapan para pembesar janjikan kedamaian
Negeri mana yang seperti negeriku
Kompromi berulang kali
Kesepakatn sering diingkari
Kesabaran punya limitasi
Tak bolehkah kami mempunyai harga diri?
Cukup…seribu kata tak berguna
Anjungan kehormatan membawa bencana
Cukup…satu kata terucap .. seribu makna tersirat.
Hujan rintik-rintik di penghujung Maret 2000
Setiap manusia memiliki kehormatan dan harga diri
Jaga dan hargai kehormatan orang lain
Maka kamu telah menjaga kehormatan dan harga diri kamu sendiri
HANYA SATU KATA
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Negeri jamrud khatulistiwa begitu orang menyapanya
Neger subur dan makmur, baldatun thayyibatun wa rabbun gahafur
Melimpah hasil hutannya , berbagai jenis faunanya.
Ya kami kaya………sebenarnya
Ya kami makmur…..seharusnya
Ya kami bahagia……itu katanya
Aku punya sebuah negeri …. Indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Tapi harapan bukanlah kenyataan
Kenangan tak mudah untuk dilupakan
Kini aku dan berpuluh …beratus…beribu…bahkan berjuta-juta aku terkapar berserakan
Berjuta-juta aku kini tak lagi bisa meminta pertolongan
Ulur-ulurkanlah kasih sayangmu wahai saudara
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Kini kami baru sadar..kini kami mulai mengerti
Toleransi, demokrasi, persamaan hak hanyalah sebuah selogan
Persatuan, persaudaraan, hanyalah ucapan hampa
Begitu mudahkan suatu kerukunan itu sirna?
Begitu mudahkah kita mengucapkan sebuah kata?
Hanya satu kata….
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Seiring sejalan dalam bermasyarakat kami dapat terima
Rasul pun pernah bersabda “ Siapa yang menyakiti para Dzimmi maka maka dia telah menyakitiku, dan siapa yang menyakitiku maka ia telah menyakiti Allah”
Dan apakah dosa bagi orang yang menyakiti Tuhannya
Puluhan kali kami disakiti, dicaci dan dihina…
Kami masih terima
Tapi itu dulu… ya dulu
Dulu ketika kami masih terlalu lugu
Ketika kami masih membayi ilmu
Dan sekarang…kami kami telah dewasa
Kita sudah bisa membuka mata dan bicara…lihatlah…
Apakah kita rela melihat ummat kita binasa?
Apakah kita rela agama kita dihina?
Pernahkan kita mendengar berita tentang wnita-wanita muslimah yang mati diperkosa?
Anak –anak kecil yang tegeletak tak bernyawa menahan siksa?
Orang-orang tua yang merintih, menangis dan tak bisa berbuat apa-apa
Hanya satu kata…
Aku punya sebuah negeri… indonesia namanya
200 juta lebih penduduknya
Beragam suku bangsanya
Bhinneka tunggal ika itulah semboyannya
Renungkanlah…renungkanlah wahai saudaraku seiman
Mari….marilah kita tatap masa depan
Jangan..jangan percaya omongan orang
Suku bisa berbeda….bahasa dan kulit boleh beraneka warna
Tapi hanya satu kata…
Agama tak boleh berbeda.
Saifullah , April 2000
Semangat Jihad Hanya milik Ummat ini, ini Ummat terbaik
Menyeru bukan memaksa, mengajak bukan mengejek kepada kebenaran
Mencegah bukan merengkuh, melarang bukan mengerjakan kepada kemunkaran
LANGKAH DALAM CERITA
Kulangkahkan kakiku menuju satu cerita
Cerita dulu ketika kita masih bersama
Bersamamu dulu aku pernah berkata
Perkataan itu hanyalah sebuah cerita
Cerita bersenada gurauan dan canda
Bercanda benarkah menghilangkan duka?
Duka yang tergores dulu kini mulai sirna
Sirna brsama cahaya cita dan rasa
Rasanya kejadian itu belumlah lama
Lama itu relatif tergantung keadaannya
Keadaanku kini yang sedang bergembira
Bergembira bersuka ria bersama-sama
Kebersamaan kita dulu mungkin hanya cerita
Cerita lama yang kini mulai ku baca
Membaca adalah rutinitas yang tak terlupa
Lupakanlah kenangan pahit ketika kita bersama
Bersamamu dulu aku selalu bahagia
Kebahagiaan yang melupakan segalanya
Segalanya seakan baik tanpa cela
Cela bukan kesalahan dari dirimu saja
Engkau saja yang mungkin ada
Ada dalam angan, pikiran dan perasaan
Perasaan yang mungkin terlalu dalam
Dalam keheningan malam kaulah yang selalu kupikirkan
Pikiran itu tak akan kularut-larutkan
Larut disapu bermacam-macam kegiatan
Kegiatan yang dapat menghapus kenangan
Kenangan manis tak mudah dilupakan
Kulangkahkan kaki…menuju satu cerita
Cerita dulu…ketika kita masih bersama..
Saifullah, Juli 2000
Siapa yang menginginkan ketinggian Derajat
Maka hendaklah ia bangun dimalam hari (Sholat malam dan belajar)
DO’A NABI ADAM
Rabbana Zolamna anfusana faillam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khasirin
Ya Tuhanku , Tuhan kami, Tuhan pemilik semesta alam
Aku adalah hambaMu yang lemah, hambaMu yang senantiasa berbuat salah
hambaMu yang tak pandai bersyukur, hambaMu yang kufur akan ni’mat dan karunia yang telah Engkau berikan kepadaku
ya Tuhanku, engkau pemilik zat Maha dalam asmaul husna
Engkaulah maha pengampun dosa-dosaku, pengampun dosa-dosa anak keturunanku
Engkau pula pengampun segala dosa para makhluk dan ciptaan
Maka hari ini aku memohon kepadaMu agar Engkau berkenan mengampuni segala dosa-dosaku.
Ya Tuhanku…Engkaulah maha penyayang, engkau telah sayangi makhluk-makhlukmu
Maka sayangilah aku hari ini.
Bahwa hari ini aku sadar akan kekhilafan, kesalahan dan dosa yang pernah aku lakukan
Larangan, pantangan, yang pernah aku langgar
peringatanMU yang aku abaikan
Kini aku bermunajat kepada Mu dengan segala kerendahan hati dan ketulusan jiwa ini.
Ya Tuhanku…Tuhan kami , Tuhan pemilik alam semesta ini
Sesungguhnya kami, kami hambaMu yang lemah ini telah berbuat dholim terhadap diri kami sendiri
Maka jika hari ini Engkau tidak berkenan mengampuni dan menyayangi kami
Maka niscaya kami termasuk kedalam golongan orang-orang yang merugi
Saifullah, 10 Agustus 2000
Saat hati terasa gelap, dan cuaca pekat tanpa sinar lampu
Yang gemerlap. Bias.
HENING
Malam itu……hening
Tak satu pun ada kata……hening
Tiada seliris suara………hening
Hanya angin yang bergema memanggil…….hening
Hening…….burung hitam melayang layang
Hening…….melengking, menjerit , berteriak
Hening…….kilauan cahaya lentera mata
Hening…….suara itupun kembali lenyap
Lengkingan itu hilang …….hening
Hanya bayang-bayang…….hening
Kerakusan yang terpampang ……hening
Pencaharian yang tak pandang haram…..hening
Hening …….tepat pukul dua malam
Hening…….berdenting dua kali
Hening……tanda akan tiba waktu pagi
Hening……jangan bangun tanpa bersuci
Dikeheningan malam bangunlah
Sapu wajah, tangan kepala dan kaki lakukanlah
Berdiri takbir tunaikanlah
Heningnya malam do’a didengar
Berdiri menghadap penu ketenangan
Rabbi ‘Izzati yang Maha Penyayang
Hening ……jangan abaikan
Hening ……tafakkur dari kesalahan
Hening……taubat dikabulkan
Hening……menghadap Tuhan
Saifullah, Oktober 2000
Tengah malam, disaat malam tak berbintang
Saat jam dinidng pukul 2 berdentang
ANDAI
Tak banyak kata yang terucap.
Perasaan sulit untuk diungkap
Andai cinta berbentuk materi, berwujud dan dapat disentuh
Dilihat dan dirasakan,
Mungkin dunia ini pun tak cukup menampungnya
Andai cinta berbentuk materi yang terasa
Mungkin tak seorangpun didunia ini yang berdusta
Andai cinta berbentuk materi yang terasa
Mungkin semua orang akan bahagia
Tapi ternyata tidak begitu
Cinta itu bukanlah sebongkah batu ,
Bukan pula terbuat ari kayu
Juga bukan dari besi apalagi kaca.
Cinta itu adalah wujud dari rasa, cita dan karsa
Yang bersatu, bercampur, membaur menjadi satu.
Cinta hanya ada di dalam relung jiwa kita
Hati, jiwa luasnya tak terkira
Mari kita satukan antara cinta , etika dan logika
Agar kebersamaan, kesatuan, moral dan tingkah laku kita
Dan keindahan bercinta dapat kita gapa
Cinta adalah fitrah tapi tidak sama dengan nafsu
Cinta adalah karunia tapi bukan fikiran kotor dan perbuatan nista
Bercinta bukanlah dosa
Selama masih diatas rel dan garis ketentuan ALLAH SWT
Saifullah, Jelang hari Pahlawan 10 November 2000
Berjuang dalam cinta, jangan nodai cinta dengan
Melakukan zina, mata, tangan dan telinga
Tangan, kaki. Bibir, mulut hingga hati yang berdenyutpun bisa berzina.
MAAF
Bila kata mulai terucap
Senandung seirama nyanyian beta
Bergetar, banjir selurung jiwa
Seakan tumpah ruah segala susah yang ada
Kami bukan dewa….kami hanya sebongkah tanah
Yang lahir dari rahim seorang wanita
Kami tau akan keguguan dan kesalahan
Kekhilafan, bahkan dosa
Siapakah yang sudi datang hari ini kepada kami
Bercerita, mengadu, mengkritik, membacakan daftar dosa-dosa kami
Agar kami tak lagi dituntut dihari yang akan datang kelak
Itu seorang anak lagi asyik bersapa
Tak hanya sepasang mata yang melirik dengan berbagai macam pikiran
Tak hanya satu hati yang bergetar untuk merasakan
Tak hanya satu bibir yang tergerak untuk mengucapkan
Alangkah hinanya kita hanya berdinding cerita
Tak mengenal fakta atau kisah yang nyata
Pernahkah kita tahu betapa pahitnya air liur burung-burung
Yang selalu berkicau tak karuan tak menentu
Apa dosa kami……….katakan
Apa salah kami………ucapkan
Kami siap, kami rela, kami ikhlas mendengar segala tuntutan, segala keritikan
Tapi kami mohon, berikanlah kami satu maaf
Saat kesal melanda, sedih melilit asa
Saifullah, duduk diatas batu dipinggir sungai biru
November 2000
Jangan diamkan aku…..
TAPA SERIBU MAKNA
Tatkala duniawi dijunjung tinggi
Tatkala kebohongan dihargai
Tatkala kemunafikan menjadi berarti
Kebenaran, etika, logika dan estetika menjadi hampa
Siapakah yang engkau junjung tinggi waha fir’aunisme
Apakah yang engkau hargai wahai qorunisme
Artikanlah segala obsesi dalam jiwamu
Hypokratif, skeptis, dan apriori terhadap suatu kebenaran
Tapa seribu makna..
Tatkala kami diam, tatkala kami menyendiri
Engkau tak akan pernah tau iei hati nurni
Engkau tak akan pernah tau esensi suatu perjuangan
Tatkala parsiwa berjuang bersama pena
Tatkala animo kian meraja rela
Kebutuhan manusia itu berbeda
Keinginan tak akan pernah sama
Kami punya cita-cita
Kami punya masa depan
Tapa seribu makna…
Tatkala kami telah merasa bosan
Tatkala perasaan memulai keengganan
Kami muak dengan doktrinitas tanpa alas
Kami bosan dengan interpretasi Quran yang disimpangkan
Amalan bukan untuk dipaksakan
Yang sunnah kau kerjakan, yang wajib kau tinggalkan
Dimanakah letaknya iman?
Dalil manakah yang akan kau gunakan sebagai alasan?
Jangan, jangan kau beli Quran dengan harga murah
Jangan, jangan kau gunakan dali al-Quran
Jangan, jangan kau acak-acak hadits Nabi
Hanya untuk melegitimasi segala kesalahanmu selama ini
Hati Sabar, Jiwa terbakar, Badan Terkapar
Setelah shubuh, Januari 2001
HAI SUPI
Hari ini sunyi dan sepi…
Hai adakah suara disana..
Meredam, membungkam terdiam…ssssst
Suara berisik, air yang bergemericik
Hujan rintik-rintik..sssst
Hai…adakah irama bersua
Berdendang, bergoyang berirama….ssssst
Mencari tenang dilubuk hari
Kedamaian akan datang bagi yang mengharapkannya
Tiada acungan tangan, tiada lambaian
Suara tiada alunan ombak menerka
Tataplah air yang mengalir
Dan rasakan olehmu kebesaran Tuhan sang Maha Pencipta air
Rasakanlah hembusan angin yang menerpamu
Dan ingatlah nun diatas sana Sang Pencipta melihat amalanmu
Hai ….adakah insan tegak disana
Tertegun, tersenyum, berdendang riang
Suara ini tak akan berarti bagi penidur yang terlelap
Mendekap guling dan bantal sambil mendengkur kencang
Bahkan ledakan sekalipun tak dapat melenyapkan ketenangan ini
Hai….supi..
Saifullah, masih Januari 2001
Jangan mencaci tapi memuji
Mencaci merendahkanmu dan meninggikan orang lain
Memuij meninggikanmu dan meninggikan orang lain
WHAT YOUR MESSAGE ?
I’m coming and I’d be back
My destiny well, well, well, broken very well
I’ve no live couse I bored
Every thing is loose, and I not guess
My god Allah….
What matter with all my doing
Have me mistakes in understanding
If I wrong, why would’nt you give me corection?
Bye, bye..do not be shy
Shy only make the creativy die
I expect you to try
Try and try, I sed it’s why
No, nothing may be you lying
And than …what appologize are you taking?
No…it’s my mind
Don’t disturb me, I need resting
I’m coming and I’d be back
When I go, I may come back
Going without something to take
What your message..?
Asking the question if you not full
The cleaver man olso by tool
Study, job, work, by labour
Come here friend, should I switch off the fire
I’m coming and may come back
What is your message?
Saifullah , On February 18, 2001
My Close friend, I Miss you, I go quite moment
Pray me to Allah, o be lucky in every efforts
RASUL
Rasul….
Saat itu kami melihat seakan jasadmu terluka, teriris, terhina diseluruh kalangan bangsa Qurays
Tak seorangpun pembelamu
Tak seorangpun berani maju menghalau musuhmu
Akan tetapi….
Tak seorangpun yang mampu menyurutkan tekadmu
Ya Rasulallah …
Saat itu kami tak bisa datang untuk membelamu
Hanya selawat serta salam bersamamu
Akan tetapi…..
Tekad serta jihadmu lillah
Meninggikan kalimat Allah
Adakah manusia yang lebih hina dari orang-orang yang mendustakannya?
Ya Utusan Allah….
Kedatanganmu dinanti ummat, bimbinganmu adalah rahmat, ucapanmu mengandung berkat, hijrahmu adalah selamat.
Adakah manusia manusia yang paling dikasih selain engkau ya Muhammad…
Y kekasih Allah…..
Adakah engkau berhijrah untuk menjawab perintah Allah?
Ke habsy dan Madinah
Engkau satukan dua golongan suku bangsa yang berbeda,
Engau hapuskan diskriminasi suku, ras yang berbeda
Engkau tegakkan supremasi hukum yang ada dengan satu kalimat
Asyhaduallailahailllah wa asyhaduanna Muhammadarrasulullah
Kejahiliyahan engkau tukar dengan peradaban
Kesombongan engkau balas dengan mauidhoh
Siksaan engkau ganti dengan kasih sayang
Hingga…kebiadaban mereka dalam batas ambang kesabaran manusiapun masih dapat engkau berikan pengampunan
Ya Habiballah…..
Sesungguhnya engkau adalah rahmat bagi sekalian ummat
La Ilahaillallah Muhammadurrasulullah
Bukan hasrat atau keinginan
Hajat ataupun balas dendam
Peperangan engkau lakukan tidak semata hanya pembelaan meminta hegemoni Islam
Ya tentu saja…
Islam harus tegak diatas dasar toleransi dan saling pengertian
Perang badar, perang uhud, khandak, khaibar dan beberapa perang lain yang besar
Adakah satu kejahatan perang yang beliau lakukan?
Menjelang bobok malam, malam jum’at
Diakhir bulan maret 2001
Di Saifullah tepatnya di Apertemen Guru
LONGING
To day when I sit here
I look one of more the roses walks infront of me
But, when the eyes opened, I did’nt see again
I remember, something without real only illusion
One more I confuse that illusion is real
And I began to be longing
Looking for some thing was nothing
Friend…do you know my problem?
Is the problem can’t be solving?
The solution unpictured in my mind
It’s becouse I’m longing
Who is you are longing to…?
I guess you never get attantion any body
Than, I true not objection with your doing
But I expect you to do really
Yesterday is memory , what can you do my baby…
To day is reality, please make every thing is easy
Tomorrow is expectanly, feel every thing necessary
Sincerelly your, My Brother in one faith
Written in Saifullah, On March 2001
Keep your Worship and attand the mosque every prayer’s time
AKU PUN TAK MENGERTI
Kalau benang merajut sulam itu biasa
Anak laki-laki bertingkah salah apa nak dikata
Aku heran…
Ketika melihat sebuah batu pualam dari kejahuan, batu itu seakan memberikan sudut yang sangat berkesan
Batu yang biasa terdapat dikedalaman sungai yang khusus dikelilingi rerumputan hijau
Tapi aku kembali heran….
Ketika mendekati batu tersebut , hampir tak beratsar dan kelihatan pudar
Bahkan seorang anak kecil yang melintas tanpa sandal di pergelangannya acuh mengnjak batu itu….
Lebih dari tak biasa, sebuah cerita fiksi yang mengada-ada
Karangan seorang pujangga tanpa nama, karangan itupun tidak pernah diketahui keberadaannya.
Gajah…itu kata orang binatang paling sengsara, setiap berjalan penuh dengan hujatan para penduduk hutan yang tanpa sengaja terinjak telapak kaki sang gajah.
Seekor kancil pernah pulang terlalu larut malam, ditengah belantara bebeatuan besar sang kancil bertemu dengan seekor serigala dan bukan macan
Hanya sedikit bincang-bincang lantas salaman merekapun berpisah
Sepuluh hari yang lalu, ibuku berpesan jangan nakal dan suka mengganggu orang.
Ketika itupun aku hanya sanggup mengiyakan tanpa sedikitpun bantahan
Akan tetapi sejarang lain mengatakan harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gadingnya, kalau aku, kamu, kita yang mati apa yang bisa kita tinggalkan?
Nenekku bilang kalau kamu yang mati duluan berarti nenek yang akan tinggal, kalau nenek duluan maka kamu yang nenek tinggalkan
Guruku sangat galak, setiap aku bicara pasti kena senggak, pantang lihat orang hidup enak, iri, dengki, pasti tak terelak.
Anak baru itu emang cukup pintar, enerjik, tapi sayang keliahatannya ia sedikit berkurik, ah maaf cerita ini hanya sebuah fiksi.
Jika andapun tak mengerti ….akupun tak mengerti.
Saat bangun tidur dan mimpi buruk
Menjelang bulan Mei 2001
DI HATIMU
Tatapan matamu penuh harapan
Sinar wajahmu memancarkan keteguhan
Sifat-sifatmu membuat sebuah keyakinan
Dan kini aku belum bisa katakan
Iringi langkahku kau terus berjalan
Berbagai pertanyaan tak pernah kau abaikan
Kutuntun langkahmu menuju keridhoan
Sampai kini aku belum bisa katakan
Entah sadar entah tidak
Entah karena jiwa yang kalut
Aku mulai berfikir setelah semuanya terjadi
Adakah aku dihatimu
Gerak-gerikmu tunjukkan sifatmu
Diammu tunjukkan rasa mau
Aku pun jadi tahu dan bertanya…
Adakah aku dihatimu
Bukan aku membiarkanmu tanpa ikatan
Tapi ikatan tidak sama dengan pacaran
Cinta yang kita bina bukan nafsu syaitan
Sekarang aku akan katakan
Aku tak banyak punya angan – angan
Hanya ingin bahagia di dunia dan bahagia di akhirat
Saifullah, Jalanan basah selepas kuliah
Oktober 2001buat adikku….
Ingat masa depanmu masih panjang
SELAMAT JALAN
Bukan aku tapi kamu
Bukan rendah tapi tinggi
Bukan jauh tapi dekat
Selamat jalan…..
Aku tak bosan
Tapi aku jenuh
Aku tak sanggup katakan
Tapi aku mau
Selamat jalan….
Berjuang bukan hanya disini
Berjihad tak mesti jadi kuli
Kekurangan pasti ada
Kita tak mesti berpura-pura
Kehampaan hidup yang sekian lama
Biarlah aku yang berubah
Walaupun engkau tak ingin berubah
Aku tak marah tapi aku kesal
Aku rela ditegur tapi aku benci
Selamat jalan….
Semoga sadar akan jalanmu
Hidup ditangan Allah
Kita hanya punya ikhtiar
Jangan sombong
Jangan angkuh
Diatas langit ada langit
Jangan lalaikan kewajiban
Syukur tidak hanya dengan ucapan
Selamat Jalan Pesantren Tercinta Saifullah
Desa Batu Gemuk Kec.Namorambe
Perjuangan tiada akhir walau langkah sempat terhenti
September 2002
!0 + 0!
Alasan berbohong
1. Sepaham tapi tak satu pikiran
2. Ada udang dibalik tirai yang sudah bersih, siapa yang meletakkannya?
3. Ayam berkokok tanda pagi hari, mengapa menunggu anjing menggonggong?
4. Malu bertanya marah-marah, orang bertanya kena marah.
5. Sungai dalam bertepi batu, rumput hijau lemah akarnya
6. Sinar memancar air mengucur, uang setiap bulan berapa?
7. Ayam berkotek burung berkicau, siapa yang mendengar pemburu lapar?
8. Tali memintal angin, cermin berbayang permata
9. Peluh berwujud kerikil, air mata beranak sungai
10. Akal hilang entah dimana, pikiran kacau rusak suasana
11. Kodrat kuasa, iradat berkehendak mati terucap rela terdetik berat, cari selamat sembunyi dibalik kiblat, menjilat keatas penuh harap.
ALASAN MAU
• Kita mau, Dia mau ortu setuju apa yang ditunggu?
• Kita mau, Dia mau ortu tak setuju, nanti duu!
• Kita mau, Dia tak mau ortu setuju, susah amat sih lu!
• Kita tak mau, Dia mau ortu setuju, jaga jarak dulu!
• Kita tak mau, Dia tak mau ortu setuju, jelaskan kepada ortu
• Kita tak mau, Dia tak mau ortu tak setuju, apa sih maksud lu?
• Kita tak mau, Dia mau ortu tak setuju, carilah cara yang jitu (untuk menghindar itu maksudku)
Nb :
Dilarang melarikan diri lewat jendela atau sejenisnya, karena itu hanya memalukan kita-kita kaum pria , paham yaa…
2002 kutulis saat kulihat temanku lari lewat
Jendela, lari dari cinta seorang bidan
Yang begitu mencintainya
PIGURASI EMPAT PULUH
1 langkah lagi akan selesai
Tahun bukan sebentar
Jam yang lalu telah terucapkan
Menit kemudian terjadi kesepakatan
Detik kemudian tinggal kenangan
Kata terlontar tanpa perasaan
Kali hati tersakiti tetap ku tahan
Hinaan pernah kami terima
Pekerjaan tak kurangi beban
Tanggung jawab tak pernah diam
2 perkataan telah engkau pungkiri
3 janji kau lenyapkan dari muka bumi
4 intervensi kau lakukan demi diri sendiri
5 keputusan sembunyikan kepalsuan anarki
MY CLOSE FRIENDS IN HEALTHY
Are you really…
Are you okay …..
Yes so do I, I’m very glad now, after writing this
Letter since along time I’d like to sent you a letter
But unfortunately the time is not mine
It’s seems age since I don’t meet you, may be I’m
Longing so much to you, with your joking and
Your smiling up in your face
My friend
It’s belong to our remembering, have you just
Remember a memories years ago?, to be..
While we walked around through the beach,
We was happy, don’t you?
You were swam there, spent your holidays under
The sun shine.. it’s looked happy and some time
A memory come to my dream, that make
Feeling to miss you. I hope you to be success in
Your study I wanna be praying for our lives Successful,
Finally sent me a letter and talk me more
Your affectionately
Yudi
MARI MERASA……
Suara Hati Kata-kata
Tali tambang terulur panjang, melilit pada tiang,
bersimpul bak benang, beringsut putus tak terhalang.
Pak rumah kami kok sepi, Mak jualan kami kok nggak ada yang beli,ujar seorang anak bernama Budi.
Ah itu mungkin kurang promosi, atau ada mas’alah lain yang misalnya pembeli dizolimi, atau yang misalnya pembeli disuruh nimbang sendiri, atau yang misalnya disuruh nyari barang yang diingini ( ya itu tadi ……….sendiri )
Nak nasi itu berasal dari padi, padi itu hasil olah tanam Petani, tapi entoh masih banyak Petani yang tak dapat jatah nasi.
Oh itu mah biasa pak, jawab Budi sesuka hati. Petani itukan hanya perantara, toh itukan tuntutan profesi, seorang pencetak buku misalnya belum tentu mendapatkan buku tersebut, ya nggak pak lik ujar sang Budi mencari sudi.
Mboten ngono toh le…….jawab pak lik dengan bijak, Petani la ndak sama dengan tukang cetak buku, nek petani kui nanam padi ya tumbuh padi, kalau tukang buku mencetak buku ya itu hasilnya pemimpin mbalelo dan ulama mboh ngono alias loyo.
GETAR GETIR HATI YANG SEDAR
Youdi’99
Luapan amarah yang tercermin dari wajah yang memerah.
Gambaran kebencian bukan kekecewaan terhadap harapan yang punah.
Tapi senyum itu tatkala terutas berjejer diatas kata-kata,
Terutas benang tak berbatas, diatas simpul yang panjang merata,
Kali ini untuk yang pertama bukan ada kalimat lain selain sapa,
Tak ku duga seakan tertumpuk menyimpan permata
Keindahan barisan semut tak mengakibatkan lumut menjadi binasa
Masih adakah simpulan yang dapat kupinta?
Berhati lelah berfikir susah
Getar bukan buah dari hati yang resah
Gitar bergetar tanda bersuara
Bunyi yang mana yang harus kudengar
Tak ada dan tidak satu pun jua
Tapi tolong dengar wahai saudara
Luka bukan fenomena, ma’af bisa dibina, adakah rahasia antara kita?
Getir hati yang sedar
Dunia luas terhampar, rizki bukan untuk dikejar
Sadar, sadarlah kelinci kecilku pematang rumput bukan tempatmu
Marilah bersamaku beramal, berbakti kepada tanah karunia Allah.
LANGKAH
Satu
Seiring berjalan langkah kakiku
Atap terkuak besi beradu
Torehan luka dalam hatiku
Untuk sang katak lagi merindu
Dua
Disana aku dilahirkan oleh sang bunda
Usaha bekerja demi aku anaknya
Apapun terharungi walau itu bahaya
Tiga
Tak pasti bila itu yang kau pinta
Inipun akan kulakukan bila kau yang minta
Gapailah cita-cita bila kau bisa
Angan pasti akan terkabulkan bila berdo’a
Empat
Emansipasi wanita itu sesat
Manusia harus sering bertaubat
Pikiran yang salah itu pendapat
Apakah depresi akan menghimpit hasrat
Tidak pasti hanya Dia yang kuat
Lima
Lelaki kebanyakan bermuka buaya
Itupun banyak wanita yang suka
Menipu itu hal yang biasa
Apapun yang terjadi…….cuek aja
Enam
Emang enak lihat pasar malam
Naik ojek karena kemalaman
Ah dasar masa depan suram
Minumpun dari air kolam
Tujuh
Tak, tik, duk aku terjatuh
Uh….terhimpit tangga yang ikut rubuh
Jangan tidur diwaktu subuh
Usaha akan terus keruh
Hai….jangan suka mengeluh
Delapan
Duduk dikursi berhadap-hadapan
Enaknya ya sambil sandaran
Lalu datanglah pesanan
Ayam bakar sama nasi ketan
Perutpun terisi kemudian
Akhirnya datanglah seorang pelayan
Nah apa lagi kalau bukan bon kontan
Sembilan
Sunyi malam tanpa sinar bulan
Emak belum pulang dari kerjaan
Mana lagi perut keroncongan
Bik ijah entah kemana kelayapan
Ini sisa masakan tadi siang
Lalap mentimun dan sayur bayam
Aduh aku lupa kalau aku punya simpanan
Nuget ayam hasil telapan
Sepuluh
Sekianlah hamba akan berlabuh
Entah kapan akan lagi berlempar sauh
Pulang kampung membawa jodoh
Untung kalau si emak gembira penuh
Lagi pula orang tak seluruh
Umpama bekerja haruslah berpeluh
Hasilnya pasti tidak jauh
Saifullah'2002
KUTULIS CERITA KITA
Iman itu…yang terbuang percuma
Islam itu..yang patah tak berdaya
Ihsan itu.yang lenyap tanpa bekas
Percaya tanpa laksana
Berserah jiwa tapi buat angkara
Kebaikan hanya untuk riya’
Mati pun aku tak takut, jihad adalah prioritas. Kata
seekor macan ompong tak bergigi untuk
sembunyikan jati diri.
Saya kuak hutan sebagai pemula rimba, saya
naungi hutan sebagai solidaritas tanpa batas.
Tapi saya kan punya hak 80% atas segalanya
dari segalanya, suara otoritas tak beralas.
Andai pun saya mati hutan tak boleh mati, oh tentu
saja hutan lebih dahulu ada dari pada anda ujar
seorang Begawan dalam diamnya.
Saya tak pernah takut mati, tapi kegilaan
tunjukkan kekuasaan. Rahwana saktipun
akan binasa perang di ayodha saat ini masih menggema.
Nenek buyutku pernah cerita kepada kakekku lalu
diceritakan kembali kepada bapakku hingga
akhirnya kepadaku dan akupun mengerti dan balik bercerita.
Menurut dongeng, hutan itu seram lagi
menakutkan tapi cucu bapakku tidak pernah
takut masuk kedalam hutan.
Hutan itu ternyata gersang yang ada hanya
bangunan-bangunan semi gedung, didalamnya
terdapat pohon-pohon kecil yang sulit untuk besar
karena kerasnya batuan yang menghimpit dan curah
hujan yang semakin sedikit.
Tapi….ditengah hutan ada sebuah bangunan
berkepala licin dengan jarum panjang
berlogo ALLAH, ya tak salah lagi kalimat itu
bertulis ALLAH tuhan kita, tapi mengapa
bangunan itu tampak sunyi, kemanakah sang penghuni?
Oh….mungkin mereka lagi lari meliburkan diri,
atau pada lagi sembunyi?, nah itu mungkin
mereka…!, lagi sedang berbaris menghadap meja,
tapi itu hanya patung. Ah mungkinkah di hutan ada patung?.
Aku kembali berjalan tanpa alas menelusuri
lekuk kehidupan sang”hutan”, ah suara apa itu?
gonggongan serigala atau seperti suara kerbau
terjepit benda keras?.
Aih…benar itu suara serigala mencari mangsa,
daun hijau muda berserak ketakutan menanggapi sebuah
ancaman tapi?, aneh seekor hewan kecil
disekelilingnya acuh tak menghiraukan seakan
mereka telah terbiasa.
Aku pun bertanya kepada seekor tikus hutan
bermerek “kecil-kecil tapi militant”. Itu
sudah menjadi kebiasaan dan kami tidak lagi
heran apalagi ketakutan, ujar tikus dan
bertanya :”Mas bangsa apa jin atau manusia?”.
Ditanya dengan panggilan “Mas” aku teliti seluruh
tubuhku terdapat sedikit bulu dan paruh yang tidak
begitu panjang dengan kaki bersirip dan kuku sedikit
meruncing. Ah…aku tak peduli dengan semua ini,
toch…pun begitu aku tetap makhluk Allah Tuhan
sesembahan Alam,Amin.
Oh….ya hutan gersang itu ada lima dasawarsa yang lalu.
Saifullah'2002
SILUET DALAM JIWA
Kalaulah aku bisa memilih, aku lebih mamilih hidup lebih lama dalam rahim Ibuku daripada hidup lama didunia, dan lahir kedunia tanpa dosa hingga aku kembali menghadap kepadaNya
Andai aku bisa memilih aku senang diberi umur panjang hingga dapat melaksanakan segala perintahNya dan meninggalkan larangnNya
Jikalau saja aku bisa mmemilih, aku lebih suka hidup dalam surga atau semisalnya, nyaman, tentram tiada gangguan, tida bencana, tiada perang, tiada kerusuhan, tiada fitnah, tiada suara-suara sumbang yang menghina agamaMu, hidup tentram menikmati berbagai nikmat dan karuniaMu, bersyukur atas jalan dan hidayahMu.
Umpama aku bisa memilih, aku ingin seluruh keluargaku, bangsaku dan saudara-saudaraku seiman, seakidah, senantiasa dalam perlindungan Allah, mendapat pertolongannya dan selalu menang dalam setiap peperangan, perselisihan dan permusuhan dengan orang kafir yang merupakan musuhmu.
Tapi......
Aku bukan seorang hamba yang layak untuk disayang, aku bukan seorang seorang hamba yang layak dikasihani, aku bukan seorang hamba yang layak untuk memilih akan nasibku, kehidupanku dan masa depanku, aku hanya hambaNya yang lemah.
Maka.....
Satu yang aku pinta padaMu, bukakanlah pintu ampunan dan petunjukMu ya..Allah
Aku yang selalu merindukan MaghfirahMu '2003
LUKA YANG KIAN MENGANGA
SUARA HATI ANAK-ANAK NEGERI 1001 MALAM
Selasa dinihari, 20 Mei 2003
Ketika manusia masih lelap dalam mimpinya
Puluhan peluru menghantam Negeri kaum muslimin, kota Baghdad terkenang tempat kebangkitan peradaban ummat.
Peluru berdesing menghantam setiap bangunan yang rubuh bersama rubuhnya peradaban Islam, tak kenal siang ataupun malam.
Mayat-mayat berserakan dijalan-jalan
Serpihan-serpihan tulang berhamburan
Bau anyir darah merebak kesetiap sudut kota
Jeritan-jeritan kematian memekakkan telinga
Menyayat hati setiap insan yang mendengar
Hari itu sebuah tragedi pelecehan hak kemanusiaan dipertontonkan
Hari itu martabat manusia tidak lagi berharga
Hari itu manusia berubah menjadi serigala buas pemangsa sesama
Hari itu kaum kafir memperlihatkan kekuasaannya
Ya Allah, tolonglah hamba-hambaMu ini
Lailahaillallah.........
Masih terbayang dipelupuk mata kami
Pembantaian demi pembantaian diNegeri-negeri kaum muslimin
Bosnia, Cechnya, Palestina, Afganistan adalah contoh kebiadaban kaum salibis
Pilu, duka, sedih, kecewa bercampur menjadi satu
Menyesakkan dada
Anak-anak tak berdosa terkapar tak berdaya
Wanita-wanita menjadi bahan tertawa
Orang-orang tua dihina dan disiksa
Kami muak melihat drama kehidupan ini
Kami benci menyaksikan kesombongan ini
Ya Allah apakah musibah ini adzab bagi kami?
Ya Allah apakah musibah ini peringatan bagi kami?
Ya Allah apakah musibah ini cobaan bagi kami?
Astaghfirullah Rabbal Baroya, Astaghfirullah minal khotoya
Ya Allah teguhkanlah hati kami tuk berjuang dijalanMu
Lailahaillallah....................
Wahai kaum Muslimin......
Wahai pemuda pemudi generasi ummat ini.....
Bangkitlah..!, bangkitlah...!
Bangkitlah bersama menyatukan jiwa
Berjuang melawan kemunkaran dan kebatilan
Berperang melawan hawa nafsu dan kotornya pikiran
Maju.....terus....
Tegakkan tiang agama ini
Maju...terus....
Bangunlah peradaban Islam ini
Allah pasti bersama kita
Allah pasti menolong kita
Intansurullah yansurkum wa yutsabbit aqdamakum
PDH, 2003
MOKSA KATA
Pejabat
Prolog :
Aku adalah seorang pejabat
Hobiku makan uang rakyat
Lihat rumahku bertingkat-tingkat
Mobil berkilat, istri memikat
Anak-anakku semuanya orang hebat
Ada perawat, pedagang roda empat, sampai pengusaha pesawat.
Dan perlu dicatat semua kudapat tanpa harus memeras keringat.
Intro :
Kugoyang kursiku sambil menyandarkan bahu
Hembusan cerutu keluar dari mulutku
Kuhela nafasku Huuu......
Lalu kuberjalan kearah jendela
Kulihat dari sana para pekerja
Hilir mudik diatas trotoar jalan raya
Pak-pak kemari.....!, kupanggil seorang tua
Yang berjalan tak jauh didepanku
Uhuk..uhuk..uhuk..uhuk aku terbatuk
Menahan debu jalanan yang berhamburan kearahku
Kupercepat langkahku
Menuju pintu kantorku
Epilog :
Aku adalah seoran g pejabat
Yang akan mulai bertobat demi sebuah rahmat
MOKSA KATA
Pedagang Asongan
Prolog :
Aku adalah pedagang asongan
Hidupku dari kerasnya jalanan
Hobiku jualan, karena dari situlah kudapat penghasilan
Dulunya istriku enam
Mereka hidup dengan tentram
Kini lima orang aku ceraikan
Karena ku tak punya cukup penghasilan
Intro :
Kugenggam erat uang lima ribuan
Yang kudapat dipinggir jalan
Kutoleh kekiri dan kekanan
Aih...aman
Karena bingung akupun terduduk tersandar
Kurogoh sakuku, kudapat uang ribuan dua lembar
Kupanggil seorang penjaja ayam bakar
Dan mulai kuganyang....ayam bakar
Yang masih berkepul asap
Kuambil sapu tangan dari kantong celana
Kuelap mulutku yang berminyak
Akupun bersiap.....
Kudapati koran-koran dan dus rokok
Yang lama teronggok dibalik tong sampah
Epilog :
Aku adalah seorang pedagang asongan
Yang kepingin hidup layak
Seperti manusia kebanyakan
MOKSA KATA
Mahasiswa
Prolog :
Aku adalah seorang Maha siswa
Hobiku mendemo penguasa
Walau aku masih kulah semester tiga
Aku cukup berpengalaman dimana-mana
Dipenjara, disiram gas air mata, hingga dipukul polisi anti huru hara
Intro :
Hari ini aku amat gembira
Nilai semesterku semuanya bernilai A
Padahal seingatku...aku tidak menulis apa-apa
Dikertas jawaban yang terletak diatas meja
Aku terkejut dan berteriak a...a....a....a....
Sialan ....! lembar nilai ini rupanya milik adinda
Sementara namaku adalah putu wijaya atmaja sri kartika tunas kelapa terbelah dua berduka tiada tara sepanjang masa
Dan akupun bingung....
Kutendang, kupukul, kuhempas....
Kursi-kursi mungil tak berdosa
Kutatap wajahku dan mulai menangis
Kududuk didepan ruang kelasku
Merintih, menangis dan menyesal... Dan kugaruk kepalaku
Epilog :
Aku adalah seorang Mahasiswa
Yang berusaha menjadi lebih baik dari sebelumnya
DAWAI HATI YANG LARA
Pedagang Kaki 5
Prolog :
Hari-hariku yang kelu, sebaris tissu dan sederet botol-botol aqua berdiri kaku, secarik koran berdebu menjadi alas dudukku, sekejap mataku menatap rindu ruang kosong bungkus-bungkus bombon yang nyaris tak tersisa, kuhitung rupiah demi rupiah yang kudapat dari cucuran air mata dan keringat, kumengerti akan besarnya ni’mat yang Allah anugerahkan kepadaku.
Intro :
1. Langit biru, awan-awan kelabu, burung-burung ang berterbangan, lambaian pepohonan dan suara mesin-mesin kenderaan.
2. Pagi ni masih terlalu sunyi untuk kujalani, kantong kardus dipundakku masih penuh terisi.
3. segarnya aroma pagi masih terasa, pintu-pintu dan jendela mulai terbuka, lalu lalang kendaraan, dentang lonceng tua disudut kota memulai kehidupan kota.
4. bangunlah, dan tatap deretan kotak-kotak raksasa berkaca yang memadati kota dan membentuk seriosa efek rumah kaca yang berbahaya.
Aku adalah pedagang kaki lima, yang berjualan apa saja, dari jualan kain sampai taplak meja, atau mungkin juga pakaian monza, saat ini aku lagi berduka, tak satupun pelanggan yang datang kekiosku yang tua, tapi aku tak putus asa akan nasibku yang lara, kini aku terus berusaha dan berdo’a, do’a kan ya.....
• Indonesiaku.....Tumpah darahku.....
• Tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan, tempat aku mengabdikan diri kepada ibu pertiwi.
• Sekarang, esok atau beberapa hari yang akan datang, aku berjanji untuk tetap mengabdi pada negeri ini.
• Bombon....tissu....rokok....aqua....ekstra jozz....2x
• Mungkin Ia, mungkin juga tidak, sesiang ini hanya dua botol aqua yang habis terbeli
• Kulepaskan topi bututku, dan ku menyandar ditiang dekat trotoar
Epilog :
Lelah, itulah sebuah kata yang keluar dari mulutku, kerasnya kehidupan memaksaku untuk menjadi lebih dewasa dari usiaku, namun aku tetap tabah dan tetap setia duduk disini.
DAWAI HATI YANG LARA
Santri Darul Hikmah
Prolog :
Tadi pagi kubuka jendela dan kutatap jauh didepan sebuah kaca, masih lagi kulihat untaian mahkota hitamku bertengger diatas kepala, terurai lembut selaras putihnya kulitku, namun kini semuanya tak berarti, guruku bilang ini adalah pertanggung jawaban dari kesalahan yang kulakukan, bukan penyesalan apalagi harapan, hanya renungan demi renungan dan berfikir kenapa rambutku hilang?.
Intro :
1. Langit biru, awan-awan kelabu, burung-burung ang berterbangan, lambaian pepohonan dan suara rambut yang jatuh berguguran.
2. Sore ini begitu beku, nyaris tak kudengar suara kecuali detak jantungku.
3. siluet senja mengungu disudut cakrawala, menghukumku dengan tatapan sinis seolah menyayat-nyayat nadiku yang hapir memutus asaku.
4. Ruku’lah....dan sujud memohon ampunan kepada Allah atas segala dosa dan kekhilafan yang pernah terukir dalam hari-hariku.
Aku adalah santri yang sedang duduk menyendiri, menunggu hukuman apa yang akan diberikan padaku, akibat mengambil kaos kaki temanku yang dicuci kemarin pagi.
• langit biru...dan bintang-bintang ungu yang bertebaran diufuk cakrawala.
• Menghiasi indahnya malam yang kelam, tapi tidak hatiku ini.
• Hatiku yang lara, berduka menunggu bias yang tak kusuka.
• Kenapa hati ini semakin gelisah?, apa yang harus ku perbuat?.
• Apakah begini jika kita punya dosa?, tak ada ketenangan, hanya keresahan demi keresahan yang melanda.
• Aku ingin kembali, bertaubat kejalan Ilahi, aku tak mau lagi melakukan perbuatan buruk ini.
Epilog :
Sesal....kata awal sebuah penyesalan, aku ingin kembali bertaubat menjadi santri yang hakiki, mengabdi pada Ilahi.
DAWAI HATI YANG LARA
Pengemis Jalanan
Prolog :
Kemarin, trotoar ini masih ramai penuh insan-insan yang berjualan berjejer disepanjang jalan, kulihhat teriakan-teriakan ramah pengamen jalanan bersahut-sahutan, canda tawa pengunjung memadati ruang kosong udara siang yang kerontang, dan aku....duduk disini,, menanti belas kasihan para dermawan, yang bersedia memberikan sisa-sisa recehan mereka. Hari ini , esok dan mungkin seterusnya aku akan tetap disini, walau yang kulihat hanya puing-puing kios yang ditinggal pemiliknya, entah alasan apa yang kudengar, penertiban, penggusuran atau apa....entahlah aku tak akan pernah mengerti apa yang dipikirkan pejabat-pejabat negeri ini.
Intro :
1. Langit biru, awan-awan kelabu, burung-burung yang berterbangan, lambaian pepohonan dan suara recehan yang menggelinding didalam kalengku.
2. Siang ini tak seterik kemarin, matahari begitu bersahabat dan menatapku penuhh haru.
3. Panasnya Matahari yang membakar, debu-debu halus berterbangan menambah sesaknya tubuh ringkihku yang terduduk kaku mengisi hari-hariku.
4. kejarlah....dan sambut hari-hari gelapmu dengan riang dan penuh harapan, seiring dengan senyum yang terkembang dari bibir mungil penuh keikhlasan.
Aku adalah seorang pengemis yang mengais-ngais jalanan untuk mendapat dua, tiga buah recehan, kadang kudapatkan makian dan cacian para pengguna jalan, kupikir sungguh tak berperasaan padahal yang kulakukan ini kan tidak haram.
• Tersenyum ku melihat recehan jatuh dari tangan seorang dermawan.
• Gembira tak terkira, harapan demi harapan terbayang didepan mata, kapan ya aku bisa jadi orang kaya?
• Lagi-lagi kududuk dijalan ini, menanti dan menanti saat-saat indah mendapat rizki.
• Sejenak ku menoleh kesamping kiriku, kulihat anak-anak kecil sebayaku asyik bermain dadu dan kupikir apa mereka tidak punya kerjaan sepertiku?
• Wah, seorang borju lagaknya akan melintas didepanku, kacamat hitam, sepatu kilat, berjas plus dasi, oh ya dia pakai topi.
• Waduh...benar-benar tidak punya perasaan, menolehpun tidak, atau sekedar memberikan senyuman, emang zaman sudah edan.
Epilog :
Perjuangan.... kalimat akhir untuk membangkitkan harapan yang hilang, jangan pernah putus asa untuk menjadi apa saja, Allah bersama kita.
KEBAHAGIAAN pasti milik KITA
Ananda..Ingatlah ..!
KEBERANIAN terbesar adalah KESABARAN,
MUSIBAH terbesar adalah KEPUTUSASAAN
KELEMAHAN terbesar adalah MENCELA DIRI SENDIRI
Ananda..
Dalam diri setiap kita ada POTENSI
Setiap POTENSI yang kita miliki haruslah diGALI dan diKENALI
Mengenal diri sama dengan mengenal ALLAH Ilahi Rabbi
Ananda…
Saat kata-kata HINA keluar dari MULUT kita
Maka HATI kita, PIKIRAN kita dan DIRI kita pastilah ikut hina
Bila kata-kata INDAH nan TAKWA yang keluar dari MULUT kita
Maka HATI kita, PIKIRAN kita dan DIRI kita tercermin dari padanya
MENCELA merendahkan diri kita dan meninggikan diri yang dihina
Namun MEMUJI meninggikan kita dan membahagiakan diri yang dipuji
Ananda....
MENCELA adalah cermin keputus asaan
MENGHINA adalah cermin kelemahan Pikiran
MERENDAHKAN adalah cermin ketidak berdayaan
Ananda.....
Mari kita buka MATA dan PIKIRAN
Sambil melangkahkan KAKI dan menggerakkan TANGAN
Menuju TUJUAN yang kita INGINKAN
KESEMPATAN ada disini...ditempat dimana kita berpijak saat ini
Tugas kita bukan mencari masalah namun menyelesaikan masalah dengan SOLUSI
Ananda......
setiap kita TERTAWA pasti ada bahagia di DADA
setiap kita TERSENYUM pasti ada harapan yang TERPENDAM
setiap kita MEMBERI pasti ada kebahagiaan di HATI
Lakukan yang TERBAIK karena kita adalah ummat TERBAIK
Bahagiakan orang disekelilingmu maka engkau akan mendapatkan KEBAHAGIAAN dari orang-orang disekelilingmu. Karena KEBAHAGIAAN pastilah milik KITA.
Nasehat buat Alumni ke-10 PDM "GRAIN DIECI"
Hanya ini yang dapat kuberikan padamu anakku...
Khalifatullah fil Ardh, September 2005
Perihal : Surat Cinta
Sifat : Rahasia (hanya antara Allah & hambaNya)
Kepada yg Maha Pencinta
Allah Subhanahu wa Ta’ala
Fi Sya-nih.
Bismillahirrahmanirrahim.
Subhanallah, walhamdulillah, wala-ilaha illallahu Allahu akbar wala haula wala quwwata illa billahil ‘aliyul ‘azim.
Ku ucapkan Pujian bagi Mu
Ku ucapkan rasa Syukurku pada Mu
Tak ada ketetapan dihatiku kecuali menetapkan bahwa tiada Ilah selain Mu Ya Allah
Tak ada keraguan dalam hatiku untuk menetapkan bahwa Muhammad adalah Rasul Mu Ya Allah
Selawat dan salam atasnya, dan atas seluruh keluarga & sahabatnya.
1. Dengan rasa tunduk dan khusyu’, ruku’ dan sujud meminta ridho Mu, semoga hidayah dan taufiq Mu senantiasa Engkau berikan kepadaku.
2. Sehubung besarnya kebutuhan hamba Mu ini, dan hinanya diriku disisi Mu, aku tak pernah berani menentang kekuasaan Mu, namun ku tau walau besar dosa dan kesalahanku pada Mu niscaya Engkau akan menerima taubatku dan memaafkanku selama tiada sekutu yang kubandingkan bagi Mu.
3. Namun betapa besar cinta dan harapanku pada Mu, sehingga meluluh lantakkan persendian persendian keangkuhan yang selama ini melupakan Mu, maka dengan ini aku memohon kepada Mu bimbinglah aku menuju jalan Mu, jalan yang lurus, jalan yang tiada kemurkaan dan kesesatan, berilah aku kesempatan untuk mencintai Mu, kutitipkan rinduku pada Mu, kuharapkan ridho Mu padaku, semoga aku mampu menjadi hamba Mu yang bersyukur, Allahumma amiin.
4. Dmeikianlah do’a dan harapan kusanpaikan kepada Mu, Ya Rabbi anta maqsudi wa ridhaka mathlubi, jadikanlah kehidupanku seperti hidupnya para ‘Ulama, dan jadikanlah kematianku sebagai kematian para Syuhada, dan masukkanlah aku kedalam surga Mu bersama para anbiya, amin Ya Rabbal ‘Alamiin.
Walhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin.
Alfaqir ilallah, wassyakir ‘ala ma a’thoh.
DAKWAH dan TARBIYAH
Awal melangkah dijalan ini...
Terasa susah dan payah...
Seringkali hati terasa goyah....
Kadang terasa ingin menyerah….
Namun……….
Jika Tidak melangkah…
Siapa lagi yang akan menghidupkan dakwah..?
Siapa lagi yang akan menjalankan roda tarbiyah..?
Sekarang……………
Bukan saatnya untuk menyerah….
Menyerah berarti kalah……….
Mati sebelum perginya arwah….
Karena….
Ini adalah janji Allah………
Untuk menjadikan kita Khoiru Ummah….
Dengan Dakwah dan Tarbiyah…
Abu faiq '798
Tidak ada komentar:
Posting Komentar